Partisipasi Perempuan dalam Pengembangan Wisata: Studi Kasus “Desa Terindah” Jorong Guguak dan Jorong Pariangan Nagari Pariangan Kabupaten Tanah Datar

Perempuan merupakan salah satu elemen dalam melakukan pengembangan, terutama dalam hal kesetaraan gender dalam pembangunan. Idealnya keterlibatan serta partisipasi antara laki-laki dan perempuan bersifat sejajar karena keduanya berperan dalam kemajuan lokasi wisata tersebut. penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk partisipasi perempuan dalam pengembangan wisata “desa terindah” Nagari Pariangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe studi kasus. Teknik pengumpulan data yaitu purposive samplingdengan jumlah informan sebanyak 21 orang dengan kriteria: perempuan yang terlibat dalam pariwisata Nagari Pariangan, perangkat daerah dan tokoh masyarakat sekitar. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam dan studi dokumen dengan teknik analisa Miles and Huberman. Teori yang sejalan dengan hasil penelitian yaitu teori partisipasi yang dikemukakan oleh David C Korten yaitu pembangunan yang mengedepankan partisipasi masyarakat dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi pembangunan. Teori ini menjelaskan bahwasanya penggunaan paradigma pertumbuhan, pembangunan dan pengembangan memiliki dampak dari terciptanya pola pikir dimana meningkatnya masyarakat terhadap proyek pembangunan atau birokrasi yang menjadi penghalang pada pembangunan berkelanjutan. Disamping partisipasi me-mobilisasi birokrasi pembangunan, ternyata juga menciptakan paradigma baru yaitu people center development sehingga masyarakat bisa melakukan partisipasi dalam pembangunan. Penelitian ini membawa isu perempuan maka akan dianalisis dengan menggunakan analisis gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam pengembangan wisata Nagari Pariangan sudah terlihat, terutama bagi yang memiliki lahan (kedai/pondok), selain itu bentuk partisipasi perempuan dapat dilihat dari keterlibatan perempuan dalam penyediaan tempat penginapan, membatik, terlibat dalam even-even pariwisata (makan bajamba), paket wisata (tari, musik) dan lain sebagainya. Didalam pembangunan perempuan juga sangat aktif yaitu pembangunan toilet umum oleh komunitas Indo Jalito dan Komunitas Padusi Minang yang 100% sumbangan berasal dari perempuan. Berdasarkan hasil penelitian perempuan tidak sepenuhnya dilibatkan dari proses perencanaan pembangunan. Perempuan hanya sebagai pelaksana atau pengelola dari pembangunan pariwisata, dan pekerjaan yang mereka lakukan merupakan perpanjangan tangan dari pekerjaan domestik yang mereka kerjakan sehari-hari tapi sudah dijadikan untuk pelayanan publik sehingga dari hal itu bisa diambil keuntungan bagi dirinya dan keluarga.