Interaksi Sosial Antara Siswa Batak dengan Siswa Minangkabau di SMA Negeri 1 Panti

Kelompok sangat berpengaruh terhadap cara belajar dan perkembangan
jiwa dalam pergaulan dengan siswa yang lain. Kelompok ini akan membentuk
suatu idenditas tersendiri dalam kelompoknya, siswa yang tergabung dalam
kelompok etnis Batak yaitu siswa yang memiliki suatu keperibadian atau watak
yang keras dan tegas, siswa tergabung dalam kelompok etnis Minang yaitu siswa
yang lemah lembut dan santun. Kelompok ini mereka saling berusaha utuk
menunjukkan bahwa hasil belajar dari kelompok mereka yang terbaik dari
kelompok lain dengan cara persaingan belajar menjadi yang terbaik. Identitas
yang ada pada mereka menjadi pemicu utama saling cemooh dan terkadang
menimbulkan konflik antara mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui : 1) Interaksi yang terjadi antara siswa Batak dengan siswa Minang,
2) Persaingan dalam belajar dan kedudukan sekolah, 3) Timbulnya konflik antara
siswa Batak dan Minang. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori
yang dikemukakan oleh Edward R. Bruner yaitu teori kebudayaan dominan
(dominantculture) Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Sumber data dalam
penelitian ini adalah wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Panti bidang kurikulum.
Siswa Batak, siswa Minang dan siswa yang etnik lainnya yang ada di SMA
Negeri 1 Panti. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa interaksi antara siswa Batak
dengan siswa Minang kurang berjalan dengan baik karena mereka lebih
cenderung bergaul dengan teman yang satu etnis sama mereka, suka sailing
cemoohan antara kedua etnik dan konflik yang terjadi antara siswa Batak dengan
siswa Mianangkabau, walaupun ada sebagian kecil yang mau bergaul di luar etnis
mereka.