Pengaruh Insektisida Organoklorin Endosulfan Terhadap Daya Tetas Telur Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Penggunaan pestisida secara terus-menerus dapat mencemari lingkungan seperti air, tanah, dan udara. Hal ini terjadi karena residu yang ditinggalkan oleh pestisida tersebut. Secara umum pestisida dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu organoklorin, organofosfat, karbamat, dan piretroid. Organoklorin merupakan salah satu insektisida yang banyak digunakan oleh petani karena sifatnya yang persisten. Ditandai dengan panjangnya waktu paruh dari residu yang ditinggalkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh insektisida organoklorin endosulfan terhadap daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus). Metode yang digunakan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan adalah dengan cara memberi perlakuan organoklorin endosulfan pada konsentrasi 0,00395%, 0,00400%, 0,00405%, 0,00410%, dan 0,00415% ke dalam akuarium dan diisi dengan telur ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Konsentrasi organoklorin endosulfan pada perlakuan ditentukan berdasarkan LC 50 . Kemudian diamati selama 4 hari (96 jam). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan ANOVA, jika terdapat beda nyata akan dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan New Multiple Range Test) . Insektisida organoklorin endosulfan berpengaruh nyata terhadap daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus), namun tidak berpengaruh nyata terhadap abnormalitas larva. Daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus) dan abnormalitas larva tertinggi yaitu terdapat pada perlakuan P1 yang merupakan kontrol. Sedangkan daya tetas telur dan abnormalitas larva terendah terdapat pada perlakuan P6 dengan konsentrasi perlakuan endosulfan 0,00415%.