Peningkatan Percaya Diri dan Pemahaman Konsep Pecahan Menggunakan Model Problem Based Learning di Kelas V SD N 06 Hulubanda Malalak.

Penelitian dilatar belakangi oleh masih rendahnya percaya diri dan pemahaman konsep peserta didik dikarenakan dalam pembelajaran matematika guru masih membiasakan siswa mendengar penjelasan guru terhadap materi sehingga siswa terlihat pasif, siswa tidak dibiasakan untuk menemukan sendiri konsep dari sebuah materi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan percaya diri dan pemahaman konsep pecahan menggunakan model Problem Based Learning di kelas V SD N 06 Hulubanda Malalak. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara berkolaborasi dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Peneltian dilakukan dalam 2 siklus, dimulai pada bulan maret sampai dengan april 2016. Penelitian berlokasi di SDN 06 Hulubanda Malalak dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui
observasi dan tes. Keefektifan tindakan pada setiap siklus dari hasil observasi dan tes dideskripsikan kemudian direfleksikan untuk melakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan percaya diri dan pemahaman konsep siswa. Peningkatan percaya diri terlihat dari hasil penilaian diri sendiri yang diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus. Lembar penilaian diri sendiri yang telah dirancang dan disesuaikan dengan indikator percaya diri menunjukkan bahwa siswa kelas V memiliki rasa percaya diri yang cukup baik dalam pembelajaran khususnya matematika. Dari 12 pernyataan yang diberikan pada siklus I 85,41% peserta didik menjawab YA dan pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 89,17% peserta didik menjawab YA. Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari dua kali tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Pada tes siklus I sekitar 75% atau 15 siswa mendapatkan nilai di atas KKM sedangkan yang lainnya 25% atau 5 orang siswa berada di bawah KKM. Pada siklus II dilakukan lagi tes dengan hasil yang cukup baik. Hasil tes pada siklus II menunjukkan peningkatan dimana 85% atau 17 orang siswa mendapatkan nilai di atas KKM sedangkan sisanya 3 orang atau 15% masih berada di bawah KKM.