Monitoring Deformasi Pulau Siberut Menggunakan Data GPS Geodetik

Dwiyanti, Winda (2024) Monitoring Deformasi Pulau Siberut Menggunakan Data GPS Geodetik. Skripsi thesis, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam.

[img]
Preview
Text
B.1_06_WINDA_DWIYANTI_17034035_6074_2024.pdf

Download (906kB) | Preview

Abstract

Pulau Sumatera merupakan bagian dari lempeng Eurasia yang bergerak dan berinteraksi secara konvergen dengan lempeng Indo-Australia dimana lempeng Indo-Australia bergerak menujam atau menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Pergerakan ini menimbulkan zona subduksi yang menyebabkan Pulau Sumatera rawan terhadap gempabumi. Salah satu wilayah episenter gempabumi di Pulau Sumatera adalah Kepulauan Mentawai, khususnya Pulau Siberut. Peristiwa gempabumi dapat ditimbulkan dari adanya aktivitas deformasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring deformasi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui vektor pergeseran deformasi Pulau Siberut pada tahun 2019. Deformasi dapat ditentukan menggunakan data GPS jaringan SuGAr (Sumatran GPS Array) yang berada di sekitar Pulau Siberut. Ada enam stasiun SuGAr yang digunakan yaitu BTET, KLEA, MSAI, NGNG, SLGM, dan TLLU. Data yang digunakan adalah data pengamatan stasiun SuGAr dalam jangka waktu 365 hari. Pengolahan data dilakukan menggunakan software pembantu yaitu GAMIT/GLOBK, kemudian diinterpretasikan untuk melihat vektor pergeseran deformasi menggunakan GMT 5.4.5 (Generic Mapping Tools). Hasil dari pengolahan data adalah berupa grafik time series dan vektor pergeseran deformasi masing-masing stasiun SuGAr yang digunakan. Grafik time series menunjukkan pergerakan deformasi dalam arah North (N), East (E), dan Up (U). Pada grafik time series yang dihasilkan tidak terdapat coseismic jump. Ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gempa besar pada tahun itu di sekitar daerah penelitian. Kemudian, vektor pergeseran menunjukkan arah, besar, dan kecepatan pergeseran masing-masing stasiun dalam arah horizontal maupun vertikal. Vektor pergeseran dalam arah horizontal untuk masing-masing stasiun memiliki arah pergeseran yang sama, yaitu mengarah ke timur laut, sedangkan dalam arah vertikal memiliki arah pergeseran yang berbeda, yaitu mengarah ke atas yang berarti mengalami kenaikan tanah (uplift) dan ke bawah yang berarti mengalami penurunan tanah (subsidence). Besar pergeseran dan kecepatan deformasi masingmasing stasiun bervariasi dan nilainya pun relatif kecil. Besar pergeseran horizontal terkecil terjadi pada stasiun SLGM dengan besar pergeseran 8,81 mm dan kecepatan 0,17 mm/hari, sedangkan pergeseran horizontal terbesar terjadi pada stasiun BTET dengan besar pergeseran 50,17 mm dan kecepatan 0,14 mm/hari. Kemudian besar pergeseran vertikal terkecil terjadi pada stasiun BTET dengan besar pergeseran 6,91 mm dan kecepatan 0,02 mm/hari, sedangkan pergeseran vertikal terbesar terjadi pada stasiun KLEA dengan besar pergeseran 35,59 mm dan kecepatan 0,17 mm/hari.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributionContributorsEmail
Thesis advisorRazi, PahkrurUNSPECIFIED
CorrectorSyafriani, SyafrianiUNSPECIFIED
CorrectorArisa, DeasyUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: Deformasi, GPS Geodetik, SuGAr, GAMIT/GLOBK, time series
Subjects: Q Science > QC Physics
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika - S1
Depositing User: Mrs Risna Juita
Date Deposited: 15 Oct 2024 02:03
Last Modified: 15 Oct 2024 02:03
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/54511

Actions (login required)

View Item View Item