Putri, Meliani
(2023)
Perbandingan Metode K-Medoids dan DBSCAN untuk Mengelompokkan
Kabupaten/Kota di Indonesia Berdasarkan Nilai Inflasi Indikator Pengeluaran.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Inflasi merupakan suatu permasalahan moneter berupa kenaikan harga barang
dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama serta saling
mempengaruhi kenaikan harga pada barang dan jasa lainnya. Adanya perbedaan
nilai inflasi utamanya indikator pengeluaran di setiap kabupaten/kota tentu akan
mempengaruhi stabilitas inflasi nasional Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan
langkah pengendalian inflasi di Indonesia berupa pengelompokan kabupaten/kota
berdasarkan nilai inflasi indikator pengeluaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengelompokkan kabupaten/kota di Indonesia berdasarkan nilai inflasi indikator
pengeluaran, membandingkan kinerja metode cluster menggunakan koefisien
silhouette, serta mengidentifikasi karakteristik cluster yang dihasilkan berdasarkan
metode terbaik.
Metode cluster yang digunakan adalah metode K-Medoids dan DBSCAN.
Analisis yang dilakukan meliputi mendeteksi pencilan, melakukan pengelompokan
menggunakan metode cluster, validasi cluster, serta mengidentifikasi karakteristik
cluster berdasarkan metode terbaik. Data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI) terkait
inflasi kelompok pengeluaran.
Berdasarkan pengelompokan yang telah dilakukan, metode K-Medoids
menghasilkan 3 cluster yaitu cluster 1, 2, dan 3 dengan anggota masing-masing
cluster adalah 41, 47, dan 2 kabupaten/kota. Pengelompokan dengan metode
DBSCAN menghasilkan 2 cluster yaitu cluster 0 dan 1. Kabupaten/kota yang
berada pada cluster 0 adalah Kota Jayapura, Kota Pare-Pare, dan Manokwari,
sedangkan 87 kabupaten/kota lainnya berada pada cluster 1. Metode K-Medoids dan
DBSCAN menghasilkan nilai koefisien silhouette masing-masing 0,25 dan 0,65.
Sehingga pada penelitian ini metode DBSCAN memberikan hasil pengelompokan
yang lebih baik dengan karakteristik cluster yang dihasilkan adalah cluster 0
merupakan daerah kabupaten/kota yang memiliki nilai inflasi indikator pengeluaran
kategori tinggi. Sedangkan cluster 1 merupakan daerah kabupaten/kota yang
memiliki nilai inflasi indikator pengeluaran kategori menengah.
Actions (login required)
|
View Item |