Rahmi, Nurul
(2023)
Isolasi Cendawan Pelarut Fosfat dari Serasah
Hutan Aka Barayun Lembah Harau.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Hutan Aka Barayun di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau merupakan
hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan ini
menghasilkan serasah dari pohon dan tanaman yang beranekaragam. Serasah
merupakan substrat representatif bagi cendawan karena mengandung berbagai
bahan organik sebagai sumber nutrisi bagi cendawan, termasuk cendawan pelarut
fosfat. Cendawan pelarut fosfat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati untuk
mengatasi keterbatasan fosfat terlarut bagi tanaman. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian dengan tujuan mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji potensi
cendawan fosfat dari serasah hutan Aka Barayun, Lembah Harau, Sumatera Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dilaksanakan dari bulan
Juni sampai Desember 2022 di Laboratorium Biologi Dasar Departemen Biologi,
FMIPA, UNP. Sampel serasah diperoleh dari sepanjang sisi Hutan Aka Barayun,
Lembah Harau dengan metode purposive sampling. Isolasi cendawan dilakukan
dengan metode Direct Planting menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA).
Medium untuk uji aktivitas pelarut fosfat adalah medium Pikovskaya padat dengan
sumber fosfat terikat Ca3(PO4)2. Diameter zona bening diukur selama tujuh hari
untuk mendapatkan Indeks Kelarutan Fosfat (IKF) menggunakan jangka sorong.
Sebanyak 13 isolat cendawan berhasil diisolasi dari serasah Hutan Aka
Barayun Lembah Harau, Sumatera Barat, yang diberi kode SR1-SR13. Berdasarkan
morfologi makroskopis dan mikroskopis diketahui bahwa dua isolat (SR1 dan SR3)
termasuk ke dalam genus Trichoderma, dua isolat (SR2 dan SR4) Penicillium, 1
isolat (SR9) Verticillium, 1 isolat (SR10) Fusarium, 5 isolat (SR6, SR7, SR11,
SR12, dan SR13) khamir dan 2 isolat (SR5 dan SR8) belum diketahui. Hasil uji
pelarut fosfat menunjukkan hanya tujuh isolat yang mampu melarutkan fosfat yaitu
isolat SR2, SR5, SR6, SR7, SR11, SR12 dan SR13. Indeks kelarutan fosfat
tergolong rendah dan berkisar antara 0,1 sampai 0,5. Isolat dengan indeks paling
besar adalah SR11 pada hari ke-lima inkubasi
Actions (login required)
|
View Item |