Yolanda, Roza
(2023)
Isolasi Cendawan Pelarut Fosfat Dari Tanah Hutan Aka Barayun Lembah Harau.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Mikroba pelarut fosfat (bakteri dan jamur) mampu menghasilkan asam organik dan enzim fosfatase, sehingga dapat menggantikan pupuk fosfat sintetis. Kemampuan jamur melarutkan fosfat lebih tinggi daripada bakteri. Jamur pelarut fosfat dapat diisolasi dari tanah, serasah daun, dan rizosfer tanaman. Pelarutan fosfat oleh mikroba dipengaruhi oleh pH. Proses pelarutan fosfat oleh mikroba lebih optimal pada pH asam. Tanah Hutan Aka Barayun Lembah Harau merupakan salah satu hutan dengan pH tanah asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah isolat, genus, dan aktivitas pelarutan fosfat dari isolat cendawan dari tanah Hutan Aka Barayun Lembah Harau. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Lokasi pengambilan sampel berada di sepanjang sisi Hutan Aka Barayun, Lembah Harau. Teknik pengenceran serial digunakan untuk mengisolasi cendawan. Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk media isolasi dan media Pikovskaya untuk uji pelarutan fosfat. Indeks Kelarutan Fosfat (IKF) diukur setiap hari hingga indeks kelarutan fosfat menurun atau stabil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam isolat cendawan (T1, T2, T3, T4, T5, dan T6) diperoleh dari tanah Hutan Aka Barayun di Lembah Harau. Isolat T1, T2, dan T6 adalah khamir; isolat T3 adalah Penicillium; T4 adalah Aspergillus; dan T5 adalah Trichoderma. Sebagian isolat cendawan dari tanah hutan Aka Barayun Lembah Harau memiliki aktivitas pelarut fosfat. Isolat tersebut adalah isolat T1, T2, dan T6 (khamir). Indeks kelarutan fosfat ketiga isolat tersebut berkisar 0,1-1. Isolat khamir memiliki aktivitas pelarutan fosfat yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni cendawan. Isolat dengan aktivitas tertinggi adalah T1, dengan IKF 1,0 pada hari kelima dan keenam inkubasi. Aktivitas pelarutan fosfat cendawan dikategorikan rendah. Cendawan yang didapatkan dari tanah Hutan Aka Barayun Lembah Harau berjumlah 6 isolat. Tiga isolat tergolong khamir, 3 isolat lainnya tergolong kedalam genus Penicillium, Aspergillus, dan Trichoderma, sehingga didapatkan 3 genus dalam penelitian ini. Isolat khamir memiliki aktivitas pelarut fosfat yang tergolong rendah, sedangkan 3 isolat lainya tidak memiliki aktivitas pelarut fosfat.
Actions (login required)
|
View Item |