Analisis Terjadinya Swabakar Batubara Bb 52 Hs Pada Pola Penimbunan Chevcon dan Pola Penimbunan Chevron di Temporary stockpile 1A Tambang Banko Barat PT. Bukit Asam (persero), Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan.

Adha, Ridho (2017) Analisis Terjadinya Swabakar Batubara Bb 52 Hs Pada Pola Penimbunan Chevcon dan Pola Penimbunan Chevron di Temporary stockpile 1A Tambang Banko Barat PT. Bukit Asam (persero), Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_11_RIDHO_ADHA_1102376_1728_2017.pdf

Download (6kB) | Preview

Abstract

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri pertambangan batubara. Batubara yang dihasilkan dikirim sebagai pasokan bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan sebagai bahan baku di beberapa pabrik semen. Dalam pelaksanaan kegiatannya, batubara yang akan dikirim menuju konsumen biasanya akan ditempatkan pada suatu stockpile maupun temporary stockpile. Terkadang penumpukan batubara pada temporary stockpile maupun stockpile terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga akan menyebabkan batubara terbakar dengan sendirinya atau yang dikenal dengan swabakar (spontaneous combustion). Swabakar (spontaneous combustion) terjadi karena adanya reaksi antara panas, oksigen dan parameter kualitas batubara itu sendiri. Namun beberapa kegiatan teknis penimbunan seperti, tinggi timbunan, kondisi tempat penimbunan, lamanya penimbunan, geometri stockpile ataupun temporary stockpile dan pola penimbunan yang diterapkan dapat pula menjadi penyebab terjadinyaswabakar. Untuk mengetahui pola penimbunan mana yang paling berpotensi mengakibatkan terjadinya swabakar maka dilakukan pengukuran temperatur timbunan batubara secara berkala dengan titik pemantauan pada stockpile yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan pada pola penimbunan Chevcon gejala swabakar sering terjadi bila dibandingkan dengan pola penimbunan Chevron. Pola penimbunan chevcon mempunyai temperatur timbunan rata-rata mencapai 45,31°C dan temperatur timbunan tertinggi mencapai 68,20°C . Angka ini lebih kecil bila dibandingkan dengan temperatur rata-rata timbunan pada pola penimbunan chevron yaitu 40,66°C dan temperatur tertinggi timbunan batubara hanya mencapai 42,74°C. Oleh karena itu pola penimbunan chevron lebih baik diterapkan daripada pola penimbunan chevcon untuk mengurangi terjadinya gejala swabakar pada timbunanbatubara.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pertambangan - S1
Depositing User: Mutia Farida
Date Deposited: 28 Aug 2019 06:53
Last Modified: 28 Aug 2019 06:53
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/22775

Actions (login required)

View Item View Item