Dinamika Kepemimpinan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Pasca Syekh Musthafa Husein Al-Mandili 1955-2003

Lubis, Seri Hartati (2023) Dinamika Kepemimpinan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Pasca Syekh Musthafa Husein Al-Mandili 1955-2003. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

Preview

Text B1_2_SERI_HARTATI_LUBIS_17046032_2316_2023.pdf Download (3MB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, mengetahui peran Syekh Musthafa Husein dalam mendirikan Pesantren Musthafawiyah Purba baru, dan untuk mengetahui siapa saja nama-nama generasi Syekh Musthafa Husein Al-Mandili yang melanjutkan kepemimpinan di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan data (heuristik), kritik sumber, interpretasi dan penulisan (historiografi). Selain itu data juga diperoleh dari hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan dinamika kepemimpinan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Kabupaten Mandailing Natal setelah meninggalnya Syekh Musthafa Husein Al-Mandili pada tahun 1955 yang merupakan pendiri Pesantren, kemudian estafet kepemimpinan untuk mengelola dan mengembangkan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru diberikan kepada anaknya H. Abdullah Musthafa. Selama kepemimpinan H. Abdullah Musthafa, perubahan dan perkembangan Pesantren sangat maju di bidang fisik dan sangat terkenal tidak hanya di Provinsi Sumatera Utara, akan tetapi sampai ke Provinsi lainnya seperti Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Aceh dan sebagainya. Setelah beliau meninggal pada tahun 1995 maka kepemimpinannya diteruskan oleh anaknya yang bernama H. Musthafa Bakri. Kemudian kepemimpinan tersebut diambil alih oleh pamannya yang bernama Drs. H. Abdul Khalik. Sehingga menimbulkan kekacauan yang mengakibatkan perselisihan diantara keluarga. Drs. H. Abdul Khalik dalam mengelola Pesantren Musthafawiyah banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan yang sangat merugikan Pesantren, dimana dalam kepemimpinannya banyak terjadi perselisihan dipihak keluarga, santri, dan guru-guru

Actions (login required)

View Item