%X Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti untuk menjelaskan persistensi atau tindakan yang dilakukan para kusia bendi secara sukarela dalam mempertahankan pekerjaannya meskipun dilanda oleh berbagai hambatan, kesulitan, ataupun keputusan. Ketertarikan peneliti dalam menjelaskan permasalahan ini adalah kusia bendi yang merupakan alat transportasi tradisional telah tergeserkan dengan kehadiran alat transportasi modern seperti ojek, angkutan umum dan becak motor tersebut, tetap dipertahankan meskipun pendapatan yang dihasilkan dari bendi tersebut sangat minim dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga para kusia bendi. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan persistensi pada kusia bendi di Kota Solok. Dalam penelitian ini permasalahan dianalisis dengan teori struktural fungsionalisme oleh Talcott Parsons. Asumsi dasar dari teori Parsons adalah bahwa sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait atau berhubungan antara satu sama lain dan bagian-bagian tersebut berfungsi antara satu sama lain serta bergerak ke arah keseimbangan. Kusia bendi yang merupakan bagian dari sistem dalam keluarga dan masyarakat Kota Solok, yang memiliki fungsi pada sistem tersebut. Teori ini didukung juga oleh konsep AGIL yang juga dipelopori oleh Parsons, yaitu: Adaptation (penyesuaian), Goal Attaiment (pencapaian tujuan), Integration (menyatukan diri) dan Latency Pattent Maintenance (pemeliharaan pola pola dan nilai-nilai yang sudah ada). Ketika bendi kehilangan eksistensinya, para kusia bendi melakukan fungsi (AGIL) yang dapat mempertahankan keseimbangan keluarganya dan masyarakat Kota Solok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus intrinsik. Melalui teknik pemilihan informan diperoleh informan sebanyak 28 orang yang terdiri dari 20 kusia bendi, 1 orang ketua kusia bendi sekaligus pemuka adat setempat, 6 orang penumpang, dan 1 pihak dari Dinas Perhubungan Kota Solok. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara yang dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan tidak berstruktur dan observasi yang dilakukan menggunakan tipe observasi partisipasi pasif, serta studi dokumentasi terhadap data tertulis yang ingin peneliti temukan. Data dianalisis dengan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan persistensi pada kusia bendi di Kota Solok. Faktor-faktor yang menyebabkan persistensi pada kusia bendi tersebut adalah 1) karena bendi adalah alat transportasi tradisional, 2) karena bendi masih menjadi kebutuhan masyarakat, dan 3) para kusia bendi tidak sanggup mengerjakan pekerjaan lain, sebab bendi tidak memerlukan modal besar dan merupakan pekerjaan yang tidak terikat serta para kusia bendi yang tidak sanggup bekerja berat sehingga tidak ada pekerjaan lain yang dapat dilakukan. %D 2016 %L repounp14482 %A Suci Mitia Nanda %I Universitas Negeri Padang %T Persistensi Kusia Bendi di Kota Solok