Afandi, Muhammad
(2022)
Abdul Muis Khattab : Strateginya
dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Kenagarian Kapujan Bayang
(1951-2000).
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Penelitian ini membahas tentang Abdul Muis Khattab : Strateginya Dalam
Pengembangan Pendidikan Islam di Kenagarian Kapujan Bayang (1951-2000).
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi Abdul Muis
Khattab dalam pengembangan pendidikan Islam ditengah-tengah masyarakat,
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, gabungan dari penelitian lapangan
(field research) dan penelitian historis (historical research) dengan menggunakan
metode sejarah, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Heuristik, yaitu
mengumpulkan sumber-sumber, baik sumber primer maupun sekunder. Sumber
primer penulis dapat dari tokoh-tokoh masyarakat di Kapujan Kenagarian Koto
Berapak, sedangkan data sekunder adalah berupa buku-buku bacaan terkait subjek
penelitian. (2) Kritik sumber terhadap data yang ada dengan kritik internal dan
eksternal, (3) Interpretasi yang merupakan analisis terhadap data dan
penafsirannya, (4) Historiografi merupakan penulisan cerita sejarah dalam bentuk
karya Ilmiah.
Hasil penelitian yang peneliti temukan di lapangan adalah bahwa Abdul
Muis Khattab lahir di Kapujan, Kenagarian Koto Berapak, Kecamatan Bayang,
Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 1 Februari 1926, ayahnya bernama Imam
Khattab dan ibunya bernama Tika. Sewaktu muda ia lebih banyak menghabiskan
waktu untuk menuntut ilmu. Ada tiga tempat pegembangkan pendidikan Islam
yang dilakukan Abdul Muis Khattab di kapujan. Pertama surau, di surau Abdul
Muis Khattab menggunakan strategi mengajar dengan sistem halaqah, selain itu ia
juga menggunakan pengajaran dengan sistem bertingkat yaitu tingkat dasar dan
tingkat pengajian kitab. Kedua di tengah-tengah masyarakat, strateginya yaitu
dengan melakukan pendekatan sosial terhadap masyarakat Kapujan serta,
mengajar dari surau ke surau dan masjid. Ketiga ia mendirikan Sekolah Menengah
Pertama Islam (SMPI) di Kapujan dengan mata pelajaran prioritas pendidikan
agama Islam.
Dalam berdakwah sebagai seorang ulama tentu Abdul Muis Khattab
mendapatkan tantangan dan hambatan yang cukup berat, antara lain faktor
geografis Kapujan terletak di pedalaman serta akses transportasi belum memadai,
kemudian banyaknya anak-anak yang putus sekolah. Tugas berat tersebut ia lalui
dengan berbagai macam strategi yang di terapkan pada masyarakat, melalui
lembaga pendidikan peninggalan gurunya yaitu Surau Parik Rantang, Surau
Sikabu, dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) yang ia dirikan.
Actions (login required)
|
View Item |