Kehidupan Perempuan dalam Sektor Informal: Studi tentang Sales Promotion Girl (SPG) Rokok PT. HM Sampoerna Tbk. di Kota Padang (Tahun 1990-2014)

Fenomena SPG rokok menjadi kajian yang menarik untuk diteliti. SPG rokok dengan pakaian seragam yang ketat dan baju tanpa lengan yang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya ini pun dapat dijumpai pada SPG PT. Sampoerna di Kota Padang. Kemunculan profesi ini pun tak lepas dari bisnis kapitalis dalam memanfaatkan citra tubuh perempuan dalam mendongkrak penjualan produknya. Tubuh perempuan yang memiliki komoditas nilai jual inipun dimanfaatkan untuk kepentingan kapitalis dalam mengembangkan bisnisnya. Penelitian ini untuk melihat bagaimana PT. HM Sampoerna memunculkan fenomena SPG rokok di Kota Padang dan melihat kehidupan SPG rokok Sampoerna di Kota Padang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian sejarah deskriptif analisis. Menggambarkan dan menginterpretasikan suatu peristiwa yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang meliputi empat tahap yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi data, dan historiografi (penulisan sejarah). Pada tahap pertama, penulis mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan objek penelitian dengan menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui berbagai wawancara dengan narasumber dan pihak terkait lainnya. Adapun kriteria informan yang akan diwawancarai adalah 10 orang SPG rokok yang telah berpengalaman dalam menjadi SPG rokok Sampoerna dan minimal satu tahun menjalankan profesi ini, serta dua orang team leader, dan pihak-pihak yang terkait dengan SPG rokok Sampoerna. sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan (library research). Tahap kedua, dilakukan kritik sumber terhadap semua data yang telah diperoleh. Tahap ketiga, menganalisis dan menginterpretasi data. Tahap keempat, penulis memaparkan hasil penelitian dalam bentuk sebuah karya ilmiah berupa skripsi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa munculnya fenomena SPG rokok terkait dengan anggapan bahwa tubuh perempuan memiliki komoditas yang memiliki nilai jual lebih dalam bisnis kapitalis. Hal tersebut juga berkaitan dengan penggunaan SPG rokok pada PT. HM Sampoerna, Tbk di Kota Padang yang digunakan dalam pengembangan strategi promosinya. Sejak tahun 1990 hingga 2014 terdapat perubahan dalam penggunaan SPG rokok pada PT. HM Sampoerna di Kota Padang hal tersebut juga terkait dengan kebijakan pemerintah mengenai pembatasan media promosi oleh perusahaan rokok. Adanya tuntutan penampilan SPG rokok untuk selalu tampil menarik sacara tidak langsung turut memberikan pengaruh terhadap gaya hidup mereka. Hal tersebut tercermin dalam kehidupan mereka yang senantiasa tampil glamour dan konsumtif. Karena perilaku konsumtif seperti ini maka ada juga SPG yang “nyambi” menjadi SPG plus-plus yang bersedia di booking oleh orang-orang yang berduit. Hal ini lah yang menyebabkan citra negatif SPG rokok di mata masyarakat, sehingga banyak orang memandang rendah pekerjaan ini.