Hubungan antara Self-Esteem dan Kompetensi Sosial dengan Resiliensi Remaja Panti Asuhan di Kota Pariaman

Resiliensi merupakan salah satu aspek yang penting untuk perkembangan
psikososial remaja panti asuhan. Dengan memiliki resiliensi yang tinggi, remaja
panti asuhan mampu mengatasi secara efektif dan beradaptasi dari situasi dan
kondisi yang sulit dalam kehidupannya. Permasalahannya, remaja panti asuhan
mengalami berbagai tantangan tahap perkembangannya dan harus mampu
menyesuaikan diri dalam menjalani kehidupan selama tinggal di panti asuhan.
Self-esteem dan kompetensi sosial diduga mempengaruhi perkembangan resiliensi
remaja panti asuhan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan self
esteem, kompetensi sosial, dan resiliensi remaja panti asuhan, dan menguji: (2)
hubungan antara self-esteem dengan resiliensi remaja panti asuhan, (3) hubungan
antara kompetensi sosial dengan resiliensi remaja panti asuhan, serta (4) hubungan
antara self-esteem dan kompetensi sosial secara bersama-sama dengan resiliensi
remaja panti asuhan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional. Subjek penelitian ini yaitu 87 remaja panti asuhan di Kota Pariaman
dengan rentang usia antara 13-18 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan
skala self-esteem, skala kompetensi sosial, dan skala resiliensi dengan model skala
Likert. Hasil uji reliabilitas instrumen self-esteem (0,859), kompetensi sosial
(0,892), dan resiliensi (0,894). Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis
regresi linier sederhana dan ganda dengan menggunakan program SPSS versi. 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) secara umum self-esteem,
kompetensi sosial, dan resiliensi remaja panti asuhan berada pada kategori tinggi,
(2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara self-esteem dengan resiliensi
remaja panti asuhan, (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kompetensi sosial dengan resiliensi remaja panti asuhan, dan (4) terdapat
hubungan positif dan signifikan antara self-esteem dan kompetensi sosial secara
bersama-sama dengan resiliensi remaja panti asuhan. Implikasi dari hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi konselor dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling untuk peningkatan resiliensi remaja
panti asuhan.