Kerja Sama Antagonistis pada Perempuan Binaan: Studi Kasus di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi Sukarami, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok

Penelitian ini dilatar belakangi oleh terjadinya kasus perempuan binaan yang kembali lagi masuk ke Panti, perempuan binaan yang melarikan diri, dan kasus konflik terbuka seperti adu mulut dan adu fisik yang terjadi pada perempuan binaan di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi. Meskipun perempuan binaan mengalami konflik terbuka, adanya sesuatu hal yang bertentangan dan tidak diinginkan oleh perempuan binaan selama menjalani kegiatan rehabilitasi tetapi perempuan binaan tetap melakukan kerja sama namun kerja sama yang dilakukan dalam bentuk kerja sama antagonistis. Kerja sama antagonistis adalah kerja sama antar pihak-pihak yang bertentangan. Individu-individu yang masing-masing didorong oleh kepentingan sendiri, menjadi satu oleh karena mereka menyesuaikan diri dengan bentuk kerja sama yang disepakati. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penyebab perempuan binaan bisa melaksanakan kerja sama antagonistis di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori William Graham Sumner mengenai masyarakat adalah kerja sama antagonistis dan teori kepribadian oleh Sigmund Freud mengenai Id, Ego, dan Super ego. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus, dan pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, informan penelitian berjumlah 23 orang yaitu 16 perempuan binaan, 6 pegawai, dan 1 instruktur Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis Milles dan Huberman, data disajikan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penyebab perempuan binaan bisa melaksanakan kerja sama antagonistis di Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi disebabkan oleh: a) Konflik pada perempuan binaan berupa konflik sosial dan konflik batin b) Kontravensi pada perempuan binaan seperti ketidaksukaan melihat antar sesama perempuan binaan menggunjing, mencemooh, hanya memanfaatkan saja ketika perlu, dan berbicara kasar c) Ketidaknyamanan tinggal di Panti karena sudah biasa bebas, tidak mau dikurung, rendahnya tingkat solidaritas sesama perempuan binaan serta rasa tidak bersalah d) Takut diberi hukuman, dan menjalani kegiatan rehabilitasi hanya karena peraturan saja.