Dampak Sosial Pasca Proses Penyelesaian Konflik Tapal Batas Antara Nagari Saniang Baka dengan Nagari Muaro Pingai Kabupaten Solok

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak sosial pasca proses penyelesaian konflik tapal batas antara Nagari Saniang Baka dan Muaro Pingai Kabupaten Solok. Kajian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan dampak sosial pasca proses penyelesaian konflik tapal batas terbagi 3 bagian diantaranya: Pertama, dampak sosial politik yakni rendahnya partisipasi politik konvensional masyarakat nagari Muaro Pingai pada pilkada (Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati) tahun 2015 sedangkan pada masyarakat Saniang Baka menurunnya jumlah suara pada calon yang sebelumnya pernah menduduki posisi di pemerintahan daerah serta adanya perbedaan stratifikasi sosial dari segi SDM, Luas wilayah dan jumlah penduduk membuat masyarakat Muaro Pingai merasa termajinalkan, Hal ini yang membuat mereka tidak mau memilih perwakilan yang maju pada pemilu (pilkada) yang berasal dari Nagari Saniang Baka. Kedua, dampak sosial ekonomi terhambatnya pertumbuhan ekonomi akibat konflik serta penetapan status quo menyebabkan masyarakat kehilangan mata pencaharian yang berpengaruh pada menurunnya jumlah pendapatan. Serta Ketiga, dampak sosial keamanan yakni masih adanya konflik tersembunyi antara kedua nagari. Terbukti masih adanya tindakan yang sengaja memancing konflik di wilayah perbatasan, keluhan-keluhan (pengaduan) perampasan/ pencurian di wilayah perbatasan, dan stigma negatif yang dilekatkan masyarakat Nagari Saniang Baka kepada masyarakat Nagari Muaro Pingai begitupun sebaliknya. Sehingga hal ini yang membuat potensi konflik terus berkembang.