Pelaksanaan Pembelajaran di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Pariaman

Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melaksanakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). SMP Negeri 1 Pariaman termasuk kategori RSBI tersebut. Untuk mengetahui pelaksanaan RSBI di SMP Negeri 1 Pariaman perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa, dan mengetahui kendala/hambatan yang dialami guru dan siswa. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana ketersedian sarana dan prasarana di SMP N 1 Pariaman sebagai sekolah RSBI, dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di SMP N 1 Pariaman, dan apa kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru sebanyak 26 orang dan siswa 60 orang. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa daftar pertanyaan, dan observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan penelitian turun kelapangan mengamati hal-hal yang terkait dengan “Pelaksanaan Pembelajaran di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Pariaman.” sedangkan teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa guru selalu melakukan hal-hal berikut yaitu: memperhatikan kelengkapan kehadiran siswa, memperhatikan kebersihan kelas, mempersiapkan buku bilingual, dan melakukan apersepsi dengan dua bahasa sudah optimal. Pada saat menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa dengan menggunakan bahasa inggris, dan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan dibahas dengan bahasa inggris belum optimal pelaksanaannya oleh guru, guru merasa tidak nyaman mengajar dan belum merasa siap mengajar dengan menggunakan dua bahasa sehingga mencapaiannya oleh guru belum sepenuhnya optimal.