Perbedaan Keterampilan Berpikir Logis Mahasiswa PGSD dengan Problem Based Learning dan Model Contextual Teaching and Learning pada Materi Listrik Terintegrasi Logika Matematika

Pembelajaran pada perguruan tinggi dilakukan dengan memisahkan pembelajaran sains dan matematika padahal kedua materi tersebut dapat diintergrasikan. Sedangkan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran sains dan matematika sudah diintegrasikan dalam bentuk satuan tema. Selain itu, setelah dilakukan tes awal pada mahasiswa PGSD, didapatkan hasil bahwa keterampilan berpikir logis mahasiswa PGSD masih rendah. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan berpikir logis mahasiswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bahan ajar sains terintegrasi matematika berbasis masalah dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang dipakai adalah metode eksperimen dengan pendekatan komparatif serta rancangan penelitian menggunakan factorial design. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar tes soa
kemampuan berpikir logis mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir logis mahasiswa yang menggunakan Problem Based Learning lebih tinggi daripada keterampilan berpikir logis mahasiswa yang menggunakan model Contextual Teaching and Learning. Hal ini dikarenakan model Problem Based Learning membuat mahasiswa belajar tidak memandang dari satu bidang ilmu saja, namun dengan disiplin ilmu yang berbeda yakni sains (materi listrik) yang terintegrasi matematika (logika matematika), sehingga membuat keterampilan berpikir logis mahasiswa menjadi berkembang karena belajar dengan mengintegrasikan dari dua disiplin ilmu.