Kajian Pemanfaatan Tanah Napa Sumatera Barat sebagai Material Adsorben Logam Berat dan Bahan Organic Toksik dalam Larutan: Dari Tahun ke 2 dari Rencana 4 Tahun

Mawardi, Mawardi and Sanjaya, Hary and Kurniawati, Desy (2014) Kajian Pemanfaatan Tanah Napa Sumatera Barat sebagai Material Adsorben Logam Berat dan Bahan Organic Toksik dalam Larutan: Dari Tahun ke 2 dari Rencana 4 Tahun. Project Report. FMIPA UNP, Padang.

[img]
Preview
Text
Kajian tahun 2005.pdf

Download (8MB) | Preview

Abstract

Hasil penelitian tahun pertama berupa karakterisasi mineral tanah napa dengan instrumen Energy Dispersive X-ray fluorescence (EDXRF), X-ray diffraction (XRD), fourir transform infrared (FTIR) dan scanning electron microscope (SEM) menghasilkan informasi/data penelitian bahwa mineral tanah napa, yang cadangannya cukup melimpah di daerah Kabupaten Tanah Datar, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selat an dan Kabupaten Pesisir Selatan dan Sumat era Barat umumnya, adalah kelompok mineral aluminasilikat, terutama berupa mineral kaolinit. Disamping itu data awal juga mendukung bahwa pada sebagian lokasi ditemukan mineral, alumina, zeolit dan kuarsa. Penelitian tahun kedua adalah perlakuan aktivasi yaitu aktivasi fisika, aktivasi kimia dan aktivasi kimia fisika. Aktivasi fisika dilakukan dengan pemanasan (kalsinasi) dengan variasi temper atur 400 C dan 800 o C, aktivasi kimia dilakukan dengan penambahan asam yaitu hidrogen peroksida, H 2 O dengan variasi konsentrasi 10%, 20% dan 30%, sedangkan aktivasi kimia fisika dilakukan dengan penambahan hidrogen peroksida 10%, 20% dan 30% dan dilanjutkan dengan kalsinasi pada temperatur 400 2, o C dan 600 o C. Tanah napa sebelum dan sesudah aktivasi serta kalsinasi dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform-Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimum untuk kalsinasi tanah napa sebelum aktivasi adalah 600 o C, dan konsentrasi optimum hidrogen peroksida 20 %. Aktivasi tanah napa menggunakan hidrogen peroksida 10% dan dilanjutkan kalsinasi pada suhu 600°C merupakan kondisi optimum yang baik untuk aktivasi kimia fisika. Karakteristik komposisi kimia tanah napa sebelum dan setelah aktivasi dianalisis menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF). Data hasil karakterisasi dengan menggunakan XRF menunjukkan komposisi kimia tanah napa dari Kabupaten 50 Kota mengandung silika (SiO 2) sebanyak70.067%, alumina (Al2O) sebanyak 23.313%, kalium oksida (K23O) sebanyak 4.295% dan beberapa senyawa lainnya. Dari komposisi kimianya ini maka tanah napa dapat digolongkan mineral alumina silika kelompok zeolit alam. Aktivasi fisika dengan kalsinasi optimum pada temperatur 600 C karena dapat mengurangi kadar air terbanyak dari dalam zeolit dan kalsinasi pada temperature 800 o C dapat merusak zeolit. Aktivasi kimia dengan penambahan hidrogen peroksida optimum pada konsentrasi 20% karena dapat meningkatkan perbandingan Si/Al dari 3.01 menjadi 3.84 melalui reaksi dealuminasi zeolit. Aktivasi kimia fisika optimum pada penambahan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 20% dan kalsinasi pada temperatur 600 o C yang dapat meningkatkan perbandingan Si/Al tertinggi dari 3.01 menjadi 3.99. Kondisi optimum Tanah Napa sebagai adsorben untuk logam Pb(II) adalah pada pH 4, konsentrasi larutan optimum 250 mg/L, ukuran partikel dan suhu pemanasan adsorben pada 830-350m dan 125C, serta laju alir optimum yaitu 20 tetes/menit. Data hasil penelitian sesuai dengan kurva Langmuir yaitu jika diplot C/m sebagai fungsi C maka didapatkan kurva linear sehingga konstanta afinitas serapan (k) dan kapasitas serapan maksimum (a ) nya dapat diketahui dengan menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir yaitu berturut-turut 20,8529 dan 9,34 mg/g.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia - S1
Depositing User: Mrs. Wiwi Sartika
Date Deposited: 28 Oct 2016 03:54
Last Modified: 26 Apr 2020 14:55
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/560

Actions (login required)

View Item View Item