Azoni, Liza
(2023)
Tari Tauh dalam Tradisi Ritual Adat Masyarakat Desa Pulau Sangkar Kerinci.
Masters thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Tari Tauh merupakan warisan budaya masyarakat desa Pulau Sangkar Kabupaten Kerinci, semenjak tahun 1933 tari Tauh tidak digunakan lagi oleh masyarakat adat desa Pulau Sangkar, karena ada perbedaan pandangan antara kaum adat dengan kaum agamawan mengenai ritual Kenduri Sko dan tari Tauh yang ada di dalamnya. Akibatnya tari Tauh dipelihara oleh desa tetangga dari Pulau Sangkar yakni desa Lempur dan Lolo. Semenjak tahun 2020, atas kesepakatan masyarakat desa Pulau Sangkar mengingat membutuhkan identitas budaya, yang selama ini mereka tidak lagi memiliki ritual adat dengan tari Tauh, maka secara kolektif masyarakat bersepakat untuk mengembalikan tari Tauh dengan ritual adat Kenduri Sko dalam budaya mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan peran dari tari Tauh di dalam ritual adat Kenduri Sko, serta menjawab alasan mengapa tari Tauh dikembalikan untuk dibudayakan di dalam masyarakat desa Pulau Sangkar. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Alasan pemilihan metode ini, karena ingin melihat secara naturalistik menggambarkan situasi dan kondisi serta peran tari Tauh di dalam masyarakat desa Pulau Sangkar. Lokasi penelitian di desa Pulau Sangkar, dan informan penelitian adalah masyarakat adat, pemangku adat, dan seniman serta pemerintah terkait. Instrumen penelitian adalah pedoman observasi dan wawancara, serta peneliti sebagai instrumen kunci. Data dikoleksi melalui interview, pengamatan, dan studi literatur serta dokumentasi. Data dianalisis dengan pola Miles dan Huberman, yaitu megoleksi data, mereduksi data, menyajikan data, menguji data dan menyimpulkan hasil analisis data. Untuk kesahihan data digunakan penjaminan keabsahan data, dan juga menggunakan triangulasi. Temuan khusus dari penelitian ini adalah bahwa tari Tauh memiliki keterkaitan erat dengan ritual adat Kenduri Sko, dimana di dalam ritual adat tersebut peran tari Tauh adalah sebagai sarana penghubung antara alam nyata yaitu manusia dengan alam gaib yaitu roh nenek moyang masyarakat desa Pulau Sangkar. Tanpa tari Tauh, masyarakat yang melakukan ritual adat, tidak mendapatkan gambaran atau petunjuk tentang sosok Depati yang akan dinobatkan di dalam ritual adat tersebut. Dengan alasan tari Tauh sebagai warisan budaya sekaligus identitas budaya yang harus dipertahankan, maka saat kini tari Tauh dapat dikembalikan pada posisinya sebagai budaya tradisi masyarakat desa Pulau Sangkar.
Actions (login required)
|
View Item |