Penggunaan Majas dalam Novel Karnoe: Sejarah Tak Tertulis di Balik Nama Besar Karya Jombang Santani Khairen dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Azzahra, Aisyah Rahmi (2024) Penggunaan Majas dalam Novel Karnoe: Sejarah Tak Tertulis di Balik Nama Besar Karya Jombang Santani Khairen dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

Preview

Text B1_01_AISYAH_RAHMI_AZZAHRA_19016069_3752_2024.pdf Download (1MB) | Preview

Abstract

Dengan menggunakan majas yang tepat, penulis dapat menggambarkan karakter dan suasana dengan lebih detail dan akurat, memberikan keindahan dan kesan artistik pada karya sastra dan memberikan efek retorika yang kuat pada pembaca sehingga dapat meningkatkan minat pembaca untuk terus membaca novel. Dengan memahami penggunaan majas yang tepat dalam cerita, pembaca dapat mengapresiasi kreativitas dan keindahan bahasa yang digunakan oleh penulis dan membantu pembaca dalam memahami konsep atau ide yang ingin disampaikan oleh penulis dengan lebih jelas dan tepat. Tujuan penelitian ini ada dua yaitu pertama, mendeskripsikan majas dalam Novel Karnoe: Sejarah Tak Tertulis di Balik Nama Besar karya Jombang Santani Khairen. Kedua. mendeskripsikan implikasi majas dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa atau kalimat yang berhubungan dengan majas dalam novel. Sumber data pada penelitian ini yaitu Novel Karnoe: Sejarah Tak Tertulis di Balik Nama Besar karya Jombang Santani Khairen. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selanjutnya teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu membaca dan memahami, mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis, menginterpretasi dan menyimpulkan data yang berhubungan dengan majas. Hasil penelitian diperoleh data bahwa dalam novel Karnoe: Sejarah Tak Tertulis di Balik Nama Besar karya Jombang Santani Khairen terdapat penggunaan majas, hasil penelitian yang ditemukan sebagai berikut. Pertama, jenis majas perbandingan. Pada jenis ditemukan enam klasifikasi majas, yaitu simile, metafora, personofikasi, depersonifikasi, alegori, dan Pleonasme. Pada majas simile ditemukan 67 data. Pada majas metafora ditemukan 235 data, pada majas personifikasi terdapat 47 data. Pada majas depersonifikasi ditemukan 12 data. Pada majas alegori dan pleonasme masing-masing ditemukan satu data. Kedua, pada majas pertentangan ditemukan dua belas dari dua puluh macam majas pertentangan, diantaranya, hiperobola, ironi, oksimoron, paronomasia, paralepsis, silepsis, satire, inuendo, paradoks, klimaks, apostrof, sinisme dan sarkasme. Majas hiperbola ditemukan sebanyak 16 data. Pada majas ironi, oksimoron, paranomasia, silepsis ditemukan maisng-masing satu data. Pada majas paralepsis ditemukan delapan data. Pada majas satire ditemukan sepuluh data. Pada majas inuendo ditemukan dua data. Pada majas paradoks dan klimaks ditemukan masing-masing empat data. Pada majas apostrof ditemukan dua data. Pada majas sinisme ditemukan tiga data. Pada majas sarkasme ditemukan sembilan data. Ketiga, Pada majas pertautan tidak ditemukan salah satu dari macam majas pertautan, yaitu, metonimia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme, gradasi, asindenton dan polisindenton. Pada majas metonimia, erotesis, dan gradasi ditemukan masing-masing satu data. Pada majas sinekdoke ditemukan dua belas data. Pada majas alusi ditemukan tujuh data. Pada majas eufemisme ditemukan dua data. Pada majas eponim ditemukan tiga belas data. Pada majas epitet lima puluh data. Pada majas antonomasia ditemukan tiga data. Pada majas paralelisme ditemukan enam belas data. Pada majas asindeton ditemukan delapan data. Pada majas polisindeton ditemukan dua data. Penelitian ini dapat diimplikasikan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu lembar kurikulum 2013 dan RPP kurikulum merdeka untuk siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas pada KD 3.9 dan 4.9.

Actions (login required)

View Item