Putra, Rifaldo Sal
(2024)
Penggunaan Deiksis Persona dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M. Dahlan.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Tujuan penelitian ini sebagai berikut, (1) mendeskripsikan jenis deiksis persona
yang terdapat dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M.
Dahlan, (2) mendeskripsikan konteks penggunaan deiksis persona dalam novel
Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M. Dahlan, dan (3) menjelaskan
fungsi deiksis persona sebagai ilokusi atau tindak tutur dalam komunikasi pada novel
Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M. Dahlan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data
penelitian ini berupa kata dan frasa yang mengindikasikan penggunaan deiksis
persona dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M.
Dahlan. Langkah-langlah analisis data penelitian, yaitu menentukan data yang
merupakan penggunaan deiksis persona dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi
Pelacur! karya Muhidin M. Dahlan dan menganalisis setiap deiksis yang ditemukan
berdasarkan konteks dan fungsi sebagai tindak tutur dalam komunikasi.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, jenis deiksis persona yang
ditemukan di dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! karya Muhidin M.
Dahlan sebanyak 3.042 data dengan frekuensi setiap jenis deiksis pronominal persona
yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi: (1) deiksis persona pertama tunggal
yakni aku, saya, dan ku dengan total sebanyak 2.357 data, (2) deiksis persona pertama
jamak yakni kami dan kita dengan jumlah 99 data, (3) deiksis persona kedua tunggal
yakni kamu, Anda, kau, engkau, dan mu dengan jumlah 216 data, (4) deiksis persona
kedua jamak, yakni kalian dengan jumlah 10 data, (5) deiksis persona ketiga tunggal
yakni ia, dia dan nya dengan jumlah 280 data, dan (6) deiksis persona ketiga jamak
yakni mereka dengan jumlah 80 data. Kedua, konteks penggunaan deiksis persona
pada setiap data berbeda-beda berdasarkan konteks situasi tutur yang terjadi pada isi
novel. Konteks situasi tutur terbagi menjadi enam situasi yaitu, (1) petutur lebih
kekuasaannya dan solidaritas rendah (+K-S) digunakan pronominal persona aku,
saya, ku, kita, kau, kamu, mu, –nya, ia, dia dan mereka, (2) Petutur lebih
kekuasaannya dan Solidaritas tinggi (+K+S) digunakan pronominal persona aku,
saya, ku, kami, kita, kamu, kau, engkau, mu, kalian, ia, dia,–nya, dan mereka (3)
Petutur sama kekuasaannya dan belum akrab (=K-S) digunakan pronominal persona
aku, saya, ku, kami, kita, kamu, Anda, engkau, mu, ia, dia, –nya dan mereka, (4)
Petutur sama kekuasaannya dan sudah akrab (=K+S) digunakan pronominal persona
aku, saya, ku, kami, kita, kamu, kau, engkau, mu, ia, dia, –nya, kalian dan mereka, (5)
Petutur lebih rendah kekuasaannya dan belum akrab (-K-S) digunakan pronominal
persona aku, ku, kami, kita, kamu, Anda, mu, ia, –nya, kalian dan mereka, (6) Petutur lebih rendah kekuasaannya dan sudah akrab (-K+S) digunakan pronominal persona
aku, ku, saya, kamu, mu, ia, dia, –nya, kau, kita, kami, dan mereka. Ketiga, fungsi
deiksis persona sebagai ilokusi atau tindak tutur dalam komunikasi. Untuk fungsi
kompetitif direalisasikan dengan pronominal aku, ku, saya, kami, kita, kamu, mu,
Anda, kau, engkau, kalian, ia, dia, nya, dan mereka. Untuk fungsi menyenangkan
direalisasikan dengan pronominal aku, ku, saya, kita, kamu, mu, kau, kalian, ia, dia,
nya, dan mereka.. Untuk fungsi bekerja sama direalisasikan dengan pronominal aku,
ku, saya, kami, kita, kamu, mu, Anda, kau, engkau, kalian, ia, dia, nya, dan mereka.
Untuk fungsi bertentangan, direalisasikan dengan pronominal aku, ku, saya, kami,
kita, kamu, mu, kau, engkau, kalian, ia, dia, nya, dan mereka.
Actions (login required)
|
View Item |