Melinda, Putri
(2024)
Persepsi Siswa tentang Cyberbullying dan Implikasinya
dalam Layanan BK.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Perilaku cyberbullying dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman siswa tentang cyberbullying dan akibat dari perkembangan teknologi
internet. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku
cyberbullying yaitu persepsi. Adanya persepsi yang tidak tepat tentang
cyberbullying diantaranya yaitu menggangap sebagai hal yang wajar dan sebagai
bahan candaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi
siswa tentang cyberbullying ditinjau dari bentuk-bentuk cyberbullying yaitu
flaming, harrasment, denigration, impersonation, outing & trickery, eclusion, dan
cyberstalking.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini yaitu semua siswa SMAN 1
Lintau pada tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah sebanyak 959 orang siswa.
Sampel pada penelitian ini adalah 283 orang siswa yang dipilih dengan
menggunakan teknik stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan
memberikan instrumen penelitian yang berupa kuesioner persepsi tentang
cyberbullying yang sudah diuji validitas dengan rumus pearson correlation
(0,361) dan uji reliabilitas dengan rumus cronbach’s alfa (0,937), kemudian
diolah dengan menggunakan metode statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang
cyberbullying di SMAN 1 Lintau Buo secara umum berada pada kategori bagus
(44,53%). Persepsi siswa tentang cyberbullying ditinjau dari bentuk flaming
berada pada kategori bagus (40,35%). Pada bentuk bentuk harrasment, persepsi
siswa berada pada kategori bagus (44,02%). Pada bentuk denigration, persepsi
siswa berada pada kategori bagus (40,61%). Pada bentuk impersonation, persepsi
siswa berada pada kategori bagus (43,11%). Pada bentuk outing & trickery,
persepsi siswa berada pada kategori bagus (43,97%). Pada bentuk exclusion,
persepsi siswa berada pada kategori kurang bagus (59,52%), dan pada bentuk
cyberstalking, persepsi siswa berada pada kategori bagus (41,22%). Berdasarkan
hasil penelitian ini, konselor atau guru BK dapat memberikan bantuan untuk
mencegah dan mengatasi terjadinya cyberbullying dengan berupa pemberian
layanan informasi, layanan konseling perorangan dan layanan bimbingan
kelompok dengan topik tugas tentang cyberbullying dan etika bermedia sosial.
Actions (login required)
![View Item View Item](/style/images/action_view.png) |
View Item |