Tambo Alam Minangkabau: Kajian Historiografi Tradisional dalam Buku Tatanan Adat dan Warisan Nenek Moyang Orang Minangkabau Karya Ibrahim Dt Sanggoeno Diradjo terkait Batu Batikam: Studi Historioografi Tradisional

Alfiansyah, M Fajar (2023) Tambo Alam Minangkabau: Kajian Historiografi Tradisional dalam Buku Tatanan Adat dan Warisan Nenek Moyang Orang Minangkabau Karya Ibrahim Dt Sanggoeno Diradjo terkait Batu Batikam: Studi Historioografi Tradisional. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
B1_2_M_FAJAR_ALFIANSYAH_19046029_470_2024.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Tambo Alam Minangkabau: Tatanan Adat Wrisan Nenek Moyang Orang Minang karya Ibrahim Dt Sanggoene Diradjo. Kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya sebuah peristiwa yang bernama batu batikam yang menjadi sejarah bagi masyarakat yang ada di Batusangkar.Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji sebuah karya di dalam tambo tersebut berdasarkan kajian historiografi tradisional dan kajian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif Sejarah dan penelitian ini menggunakan pendekatan historis dengan menggunakan metode analisis isi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis isi, yakni sebuah penelitian yang terbatas pada bahan-bahan koleksi diperpustakaan dengan menganalisis suatu karya atau tulisan baik dalam bentuk buku, artikel, jurnal dan sebagainya yang mendeskrpsikan dan mengungkap arti lebih mendalam dari isi buku tersebut. Hasil penelitian ini merupakan sebuah persitiwa yang terjadi di Batusangkar Sumatera Barat yaitu peristiwa yang bernama batu batikam yang mana kejadian tersebut melibatkan dua tokoh yaitu Datuak Parpatiah Nan Sabatang Dan Datuak Katumangguangan, karena tidak adanya persetujuan dari Datuak Katumangguangan terkait undang-undang baru yang di buat oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang karena menurut Datuak Katumangguangan undang-undang ini bukanlah undang-undang yang di wariskan dari ayah mereka. Undang-undang dari Datuak Katumangguangan mengatakan bahwa semua keputusan harus berada di tangan pemimpin, sedangkan menurut Datuak Parpatiah Nan Sabatang undang-undang baru ini menurutnya lebih baik, karena semua keputusan harus di selesaikan secara bersama dan musyawarah. Pada akhirnya agar Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katuangguangan tidak melakukan pertumpahan darah, salah satu dari mereka menancapkan keris di batu tersebut sehingga sampai saat ini terpecah dua suku yang mana Datuak Parpatiah Nan Sabatang dengan Bodi Caniagonya sedangkan Datuak Katumangguangan dengan Koto Piliangnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributionContributorsEmail
Thesis advisorHardi, EtmiUNSPECIFIED
CorrectorAsri, ZulUNSPECIFIED
CorrectorNaldi, HendraUNSPECIFIED
Uncontrolled Keywords: TAMBO ALAM MINANGKABAU
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah - S1
Depositing User: Arlianis
Date Deposited: 30 May 2024 08:34
Last Modified: 30 May 2024 08:35
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/52294

Actions (login required)

View Item View Item