Wilis, Ratna
(2023)
Model Keberlanjutan Pangan Berbasis Keseimbangan Ekologi di Kabupaten Tanah Datar.
Doctoral thesis, Program Pascasarjana.
Abstract
Ketahanan pangan dapat tercapai jika pangan yang tersedia dapat
memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk. Tekanan penduduk menjadi
masalah serius pada daya dukung lahan pertanian terutama pada sawah.
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah agraris sebagai penyangga produksi
pangan dan modal kesejahteraan masyarakat. Namun sejak 2007 hingga 2019
selalu mengalami penurunan lahan sawah. Kebijakan terpenting yang harus
diupayakan ke depan adalah bagaimana mempertahankan lahan sawah yang ada
sekarang (mencegah konversi lahan sawah), menganalilis daya dukung wilayah
pertanian pangan, serta meningkatkan infrastruktur pertanian terutama jaringan
irigasi, mengatur pola tanam yang sesuai dengan perubahan iklim, meningkatkan
produktivitas lahan terutama pada lahan pertanian yang produktivitasnya belum
optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keberlanjutan pangan
berbasis kesimbangan ekologi dengan tujuan yaitu: (1) Menentukan faktor
penyebab terjadinya konversi lahan sawah di Kabupaten Tanah Datar, (2)
Menghitung daya dukung lahan untuk pertanian pangan padi di Kabupaten Tanah
Datar, (3) Menganalisis keberlanjutan pangan berbasis keseimbangan ekologi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana data-data yang diperoleh
akan dianalisa dengan formula-formula yang sesuai dengan masing-masing
variabelnya. Tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
proporsional Purposive Sampling, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, Data perubahan penggunaan lahan sawah tahun 2004, 2013 dan 2021
diambil dari citra landsat 9. Untuk mengitung daya dukung lahan daya dukung
pada sektor pertanian diperoleh dari perbandingan antar lahan yang tersedia
dengan jumlah petani. Indikatornya adalah : Luas Lahan Panen, Jumlah Penduduk,
Kebutuhan Fisik Minimum, dan Produksi Lahan Rata-rata. Data juga diambil dari
survey lapangan dan BPS Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar. Pengolahan
data penyebab konversi lahan sawah dengan regresi linear berganda, dan
Kemudian analisis MDS (Multi Dimensional Scalling) modifikasi dalam
perangkat lunak (software) Rapfish (Rapid Appraisal of Fisheries). Pendekatan
yang dipakai untuk melihat neraca ketersediaan beras yang berkelanjutan
memakai lima dimensi, yaitu ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan
kelembagaan.
Hasil dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Faktor penyebab
terjadinya konversi lahan sawah di kabupaten Tanah Datar ada dua faktor yakni
pendapatan dan luas lahan. Faktor Pendapatan (X4) berpengaruh negatif sebesar -
8.233 terhadap penambahan luas lahan terkonversi, dengan sig t < 0.05. Artinya
xvi
setiap pengurangan pendapatan, akan menambah luas lahan yang terkonvesi
sebesar 8.233 kali. Faktor Luas Lahan (X6) memeberikan pengaruh positif
terhadap penambahan luas lahan terkonversi sebesar 0.194 (sig t<0.05). Artinya
setiap penambahan satu unit persentase luas lahan maka akan meningkatkan luas
lahan sawah yang terkonversi sebesar 0.194 kali. Faktor umur, pendidikan, jumlah
anak, dan harga lahan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penambahan luas lahan terkonversi. (2) Daya dukung lahan sawah untuk semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah datar semuanya > 1, artinya Kelas II σ >
1: Wilayah tersebut mampu swasembada pangan, atau dapat diartikan bahwa
jumlah penduduknya di bawah jumlah penduduk optimal. Kecamatan yang
mempunyai daya dukung lahan paling tinggi adalah Kecamatan pariangan, yakni
4,22, dilanjutkan dengan Kecamatan Sungai Tarab, Padang Ganting, Batipuh dan
Tanjung Baru. Artinya Kabupaten Tanah Datar dari segi luas lahan sawah dan
jumlah penduduk, masih bisa dikatakan mampu berswasembada pangan. (3) Hasil
analisis Rapfish keberlanjutan Pangan Kabupaten Tanah Datar (Rap-KPTN)
memiliki nilai keberlanjutan 55.28 dengan kategori Cukup Berkelanjutan.
Dimensi keberlanjutan Pangan yang paling dominan adalah dimensi sosial dengan
indek status keberlanjutannya (59.22, selanjutnya dimensi ekologi (58.22),
dimensi kelembagaan (57,76), dimensi ekonomi (51.41), dan terakhir adalah
dimensi teknologi (46.71) dan termasuk salah satu dimensi yang termasuk kurang
berkelanjutan. Ada 13 atribut yang sangat perlu diperbaiki atau diatasi untuk
menaikkan status keberlanjutan pangan dari Cukup menjadi Sangat Berkelanjutan.
Perbaikan dimensi ekologi (1) Jumlah Bulan Kering, (2) Konversi Lahan atau alih
fungsi lahan, (3) Ketersediaan Sistem irigasi, (4) Persentase Lahan Sawah.
Perbaikan untuk Dimensi Sosial (5) Persentase Tingkat Konsumsi Beras, (6)
Pertumbuhan Konsumsi Per Kapita. Perbaikan Dimensi Ekonomi (7) Perubahan
Riil Upah buruh tani, (8) Rumah tangga pertanian dengan luas lahan lebih dari 0.5
ha. Perbaikan Dimensi Kelembagaan (9) Koperasi simpan Pinjam, (10) Jumlah
Unit BPP. Perbaikan Dimensi Teknologi (11) Jumlah alat pengering, (12) Jumlah
alat pembersih gabah dan (13) Jumlah alat penanam.
Actions (login required)
|
View Item |