Fitri, Yulianda
(2023)
Studi Tentang Busana Penghulu di Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Besarnya pengaruh modernisasi membuat generasi muda tidak mengetahui desain dan makna pada busana penghulu, sehingga dikhawatirkan busana yang sudah diwariskan secara turun temurun mulai tidak dikenali lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain busana penghulu di Nagari Taram ditinjau dari kesempatan pemakaian dan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam busana penghulu di Nagari Taram.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis data berupa data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik analisis data yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan model reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dengan triangulasi.
Hasil penelitian ditemukan yaitu 1) desain busana penghulu di Nagari Taram ditinjau dari kesempatan pemakaian dibedakan oleh tiga alek (pesta). Bagian-bagian busana pada alek balambang urek (pesta besar) yaitu, baju hitam lapang dengan bentuk longgar berwarna hitam, memakai sibar dan kikik pada sisi kiri dan kanan menggunakan hiasan minsia, sarawa gadang. deta bakaruik warna hitam, salempang, sisampiang, cawek (ikat pinggang), keris, tongkat, tarompa (sandal). Bagian-bagian busana pada alek bakabuang batang (pesta menengah) yaitu, baju taluak balango, sarawa batiak jao, kopiah balilik dan kain sarung bugis. Bagian-bagian busana pada alek bapangkeh pucuak (pesta kecil) yaitu baju kemeja batik, celana pantalon, kopiah balilik, 2) setiap bagian busana penghulu mempunyai makna, makna bagian busana pada alek balambang urek (pesta besar) yaitu, baju hitam lapang melambangkan seorang penghulu memiliki kelapangan hati, beralam luas dan bersifat jujur. Sarawa gadang melambangkan seorang penghulu melangkahkan ke jalan yang benar. Deta bakaruik melambangakan penghulu harus memiliki banyak akal dalam menyelesaikan masalah. Salempang melambangkan segala keputusan harus dengan kesepakatan bersama, sisampiang melambangkan penghulu pada saat berjalan harus memelihara kaki dan lidahnya. Cawek (ikat pinggang) melambangkan pengikat akal dan budi terhadap kaumnya. Keris melambangkan perdamaian, tonglat melambangkan kemakmuran dan tarompa melambangkan seluruh tindakan penghulu beralaskan kebaikan. Makna bagian busana pada alek bakabuang batang (pesta menengah) yaitu, baju taluak balango melambangkan kebersihan, sarawa batiak jao melambangkan kesederhanaan, kopiah balilik melambangkan kepemimpinan. Makna bagian busana pada alek bapangkeh pucuak (pesta kecil) yaitu baju kemeja batik melambangkan budi pekerti, celana pantalon berfungsi sebagai penutup aurat, dan kopialh balilik melambangkan kepemimpinan.
Actions (login required)
|
View Item |