Putri, Hany Nandia
(2023)
Preservasi Pengetahuan Budaya Tamaik Kaji dalam Budaya Pernikahan di Kota Pariaman.
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk preservasi pengetahuan budaya tamaik kaji dalam budaya pernikahan di Kota Pariaman dengan menggunakan exchange of indigenous knowledge yang terdiri dari enam aspek yaitu mengenali dan identifikasi, validasi, rekam dan dokumentasi, menyimpan, transfer, dan penyebaran pengetahuan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, alat perekam, dan buku catatan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji pengabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan member check.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kegiatan mengenai dan identifikasi pengetahuan budaya tamaik kaji sudah berjalan dengan maksimal, dapat dilakukan dengan mengenali ciri khas dan identitas budaya tersebut. Kedua, kegiatan validasi pengetahuan sudah berjalan dengan maksimal, karena budaya tamaik kaji memiliki fungsi, relevansi, serta keaslian sumber yang dapat dipercaya. Ketiga, kegiatan rekam dan dokumentasi belum berjlan dengan maksimal, karena pengetahuan budaya tamaik kaji hanya didokumentasikan ke dalam bentuk buku alih aksara bacaan. Keempat, kegiatan menyimpan pengetahuan belum berjalan dengan maksimal, dikarenakan buku hasil alih aksara hanya disimpan secara pribadi oleh masyarakat, tidak pernah melibatkan perpustakaan dan dinas arsiparis setempat. Kelima, kegiatan transfer pengetahuan belum berjalan dengan maksimal, dikarenakan proses pewarisan pengetahuan berupa pengajaran bacaan tamaik kaji belum pernah berjalan di satu desa, dan di desa lainnya sudah berjalan tetapi hanya berjalan dalam waktu yang singkat. Keenam, kegiatan penyebaran pengetahuan belum berjalan dengan maksimal, dikarenakan hanya satu orang saja yang menyebarluaskan pengetahuan budaya tamaik kaji, tidak ada peran serta pemerintah setempat.
Actions (login required)
|
View Item |