Haz, Fahrezy Maulana
(2022)
Komparasi Citra Sentinel-2A dan Landsat 8 Oli untuk Pemetaan Sebaran Area Bekas Kebakaran Hutandan Lahan
(Studi kasus: Kumpeh Ulu Kah. Muaro Jambi).
Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
Abstract
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi sebuah fenomena tahunan dan terjadi setiap tahun pada musim kemarau di Indonesia. Kecamatan Kumpeh Ulu yang berada di Kabupaten Muaro Jambi menjadi salah satu wilayah yang sering terjadi peristiwa karhutla hampir setiap tahunnya, dari tahun 2015 dan 2019. Hal ini disebabkan tingginya anomali elnmo (perubahan iklim), lahan yang hampir seluruhnya bersifat gambut, serta pembalakan liar. Oleh karena itu, diperlukan pemetaan area bekas karhutla dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh terutama citra satelit untuk membantu dalam penanggulangan bencana karhutla. Kegiatan ini memanfaatkan citra Sentinel-2A menggunakan metode NBR (Normalized Burn Ratio) dan dNBR (Difference Normalized Burn Ratio) di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2015 dan 2019.
Pada kegiatan ini, data utama yang digunakan adalah data citra Sentinel-2A dan data titik panas (hotspot). Data pendukung yang digunakan antara lain batas administrasi Kecamatan Kumpeh Ulu, data tutupan lahan sebelum dan sesudah terjadinya kebakaran, serta data kebakaran hutan dan lahan untuk validasi. Pengolahan dengan menggunakan metode NBR dan dNBR dilakukan secara digital. Kemudian hasilnya akan di validasi (uji akurasi) menggunakan sampel lapangan yang berasal dari titik hotspot untuk mengetahui tingkat akuratannya. Kemudian dibandingan tingkat sensitivitas atau keparahan area bekas kebakaran hutan dan lahan antara tahun 2015 dan 2019.
Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan luas area bekas kebakaran hutan dan lahan menggunakan citra sentinel-2a pada tahun 2015 didapatkan masing-masing kelas tingkat keparahan dengan kelas rendah 2.260,48 Ha, kelas rendah-sedang 1.726,47 Ha, kelas sedang-tinggi 372,45 Ha, kelas tinggi 39,24 Ha. Sedangkan pada tahun 2019 didapatkan masing-masing kelas tingkat keparahan dengan kelas rendah 2.270,24 Ha, kelas rendah-sedang 1.366,42 Ha, kelas sedang-tinggi 875,78 Ha, kelas tinggi 293,76Ha. Jadi, total luas area bekas kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 seluas4.398,64 Ha sedangkan di tahun 2019 seluas 4.806, 19 Ha. Dapat disimpulkan, area bekas kebaran hutan dan lahan mengalami peningkatan sebanyak 9 ,2% dari tahun 2015 ke 2019 dengan luas 407,55 Ha. Tingkat hasil uji akurasi data didapatkan dengan persetase akurasi 88,9% dengan hasil indeks kappa sebesar 86,07% pada tahun 2015 dan 86,03% pada tahun 2019.Sedangkan dengan menggunakan citra landsat 8 oli tahun2015 didapatkan masing-masing kelas tingkat keparahan dengan kelas rendah 2.301,78Ha, kelas rendah-sedang 1.722,27 Ha, kelas sedang-tinggi 381,85 Ha, kelas tinggi41,66 Ha. Sedangkan pada tahun 2019 didapatkan masing-masing kelas tingkat keparahan dengan kelas rendah 2.286,62 Ha, kelas rendah-sedang 1.379,59 Ha, kelassedang-tinggi 873,54 Ha, kelas tinggi 297 Ha. Jadi, total luas area bekas kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 seluas 4.44 7 ,57 Ha sedangkan di tahun 2019 seluas4.836,75 Ha. Dapat disimpulkan, area bekas kebaran hutan dan lahan mengalamipeningkatan sebanyak 8,7% dari tahun 2015 ke 2019 dengan luas 389,18 Ha. Tmgkathasil uji akurasi data didapatkan dengan persetase akurasi 83,3% dan indeks kappa sebesar 79,21 % pada tahun 2015 dan 79,04% pada tahun 2019.
Actions (login required)
 |
View Item |
