Strategi Bertutur Mengkritik dan Menolak oleh Para Politikus dalam Gelar Wicara Politik di TV One

Herman, Hidayat (2022) Strategi Bertutur Mengkritik dan Menolak oleh Para Politikus dalam Gelar Wicara Politik di TV One. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

Preview

Text B_02_HIDAYAT_HERMAN_20174013_3889_2022.pdf Download (554kB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian (1) menjelaskan jenis strategi bertutur dalam tindak tutur mengkritik oleh para politikus dalam gelar wicara politik di Tv One, (2) menjelaskan jenis strategi bertutur dalam tindak tutur menolak, (3) menjelaskan konteks penggunaan strategi bertutur dalam tindak tutur mengkritik, dan (4) menjelaskan konteks penggunaan strategi bertutur dalam tindak tutur menolak. Pada penelitian ini digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian adalah tuturan yang disampaikan oleh para politikus. Politikus yang dijadikan sampel penelitian adalah Rocky Gerung, Refly Harun, Fahri Hazmah, dan Fadli Zon. Sumber penelitian ini adalah acara Indonesia lawyers Club di Tv One yang sudah dipublikasikan di youtube. Hasil penelitian ini adalah pertama, strategi bertutur dalam tindak tutur mengkritik yang digunakan oleh para politikus adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi tergolong sedang (57,9% dari 95 data), bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan positif tergolong rendah (23,1%), bertutur samar-samar tergolong sangat rendah (14,8%), dan bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan negatif tergolong sangat rendah (4,1%). Kedua, strategi bertutur dalam tindak tutur menolak adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi tergolong sangat tinggi (86,7% dari 30 data), terus terang dengan basa basi kesantunan positif tergolong sangat rendah (6,6%), dan bertutur samar-samar tergolong sangat rendah 6,6%. Ketiga, konteks penggunaan strategi bertutur dalam tindak tutur mengkritik saat mitra tutur memiliki kedudukan sama belum akrab dan topik sensitif adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa basi tergolong sedang (41,0%), bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan positif tergolong sangat rendah (14,1%), bertutur samar-samar tergolong sangat rendah (11,5%), dan bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan negatif tergolong sangat rendah (1,0%). Saat mitra tutur memiliki kedudukan lebih tinggi strategi yang digunakan adalah bertutur terus terang tanpa basa basi sangat rendah (13,7%), bertutur dengan basa basi kesantunan positif tergolong sangat rendah (8,4%), bertutur samar-samar tergolong sangat rendah (3,1%), bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan negatif tergolong sangat rendah (3,1%). Saat mitra tutur memiliki kedudukan lebih rendah belum akrab dan topik sensitif strategi yang digunakan hanya bertutur terus terang tanpa basa basi tergolong sangat rendah (3,1%). Keempat, konteks penggunaan strategi bertutur dalam tindak tutur menolak saat mitra tutur memiliki kedudukan sama belum akrab dan topik sensitif adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa basi tergolong tinggi (70%), bertutur terus terang dengan basa basi kesantunan positif tergolong sangat rendah (6,7%) bertutur samar-samar tergolong sangat rendah (3,3%). Saat mitra tutur memiliki kedudukan lebih rendah strategi yang digunakan adalah bertutur terus terang tanpa basa basi tergolong sangat rendah (16%), dan saat mitra tutur memiliki kedudukan lebih tinggi belum akrab dan topik sensitif strategi yang digunakan bertutur samar-samar (3,15%). Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam konteks apapun para politikus cenderung menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basa basi untuk memperlihatkan bahwa mereka tegas dan berani.

Actions (login required)

View Item