Pemikiran Abdurrauf Singkel Tentang Pendidikan dan Implikasinya Pada Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan Padang Pariaman

Rivauzi, Ahmad (2014) Pemikiran Abdurrauf Singkel Tentang Pendidikan dan Implikasinya Pada Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan Padang Pariaman. Doctoral thesis, Institut Agama Islam Imam Bonjol Padang.

Preview

Text Disertasi_A_Rivauzi_Full_OK.pdf Download (12MB) | Preview

Abstract

Realitas pendidikan saat ini dinilai beberapa kalangan kering dari nilai dan nuansa spiritualitas. Pendidikan dipandang tidak memiliki ruh atau jiwa yang berdampak pada kehancuran nilai-nilai luhur karena hancurnya sistem pendidikan sebagai akibat pencangkokan terhadap sistem pendidikan Barat. Untuk mewujudkan pribadi insan kamil, pendidikan seharusnya merupakan medium pengembangan pribadi yang perlu ditempatkan dalam kerangka lapangan jihad dan ibadah serta harus memiliki landasan kokoh serta berpijak pada nilai-nilai dasar ilahiah. Perkembangan pribadi dan masyarakat harus dilihat dari konteks intelektual dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam kontek ini, maka studistudi pendidikan ruhani, kajian pemikiran tokoh yang memiliki rekam jejak dan karya di bidang pendidikan ruhaniah menjadi penting. Abdurrauf singkel adalah salah seorang yang representatif untuk ditelaah pemikiran serta karyanya. Penelitian ini mengungkap tentang bagaimana pemikiran Abdurrauf Singkel tentang pendidikan dan implikasinya pada Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan Padang Pariaman yang difokuskan pada pemikiran pendidikan Abdurrauf Singkel dan implikasi pemikiran Abdurrauf Singkel pada Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan Pakandangan Padang Pariaman. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (Field research). Untuk kajian interpretasi naskah karya Abdurrauf, digunakan pendekatan Hermeneutika dan Historical Approach. Sedangkan untuk melihat implikasi pemikiran Abdurrauf pada pondok pesantren Nurul Yaqin, digunakan tiga teori dan pendekatan dalam paradigma interpretatif pada penelitian kualitatif yaitu Fenomenologi, Interaksi Sosial dan Etnometodologi. Sumber primer penelitian tentang pemikiran pendidikan Abdurrauf adalah naskah-naskah salinan karya Abdurrauf Singkel di antaranya Tanbīh al-Māsyī, Bayān Tajalli, Lubb al-Kasyf wa al-Bayān limā Yarāhu alMuhtadhar bi’-al-I’yan, Kifāyah al-Muhtājīn ilā Masyrab al-Muwahhidīn alQāilīn bi Wahdah al-Wujūd, ‘Umdah al-Muhtājīn ilā Sulūk Maslak al-Mufarridīn, Daqāʹiq al-Hurūf dan lainnya. Sumber data untuk melihat implikasi pemikiran Abdurrauf pada Pondok Pesantren Nurul Yaqin adalah teks naskah tarekat Syathāriyah milik Syekh Ali Imran dan beberapa informan seperti Syekh Ali Imran (pimpinan pesantren), Tuangku Kerajaan (khalifah Syekh Ali Imran), santri dan lainnya. Sedangkan sumber data sekunder penelitian ini adalah karya tulis atau penelitian yang berhubungan dengan Abdurrauf Singkel, serta referensi lainya. Dasar normatif pendidikian Abdurrauf adalah al-Qurʹān/Hadits dan tauhid sebagai nilai dasar yang menjiwai pendidikannya. Dasar filosofis pemikiran pendidikannya adalah pemahamannya tentang Allah, manusia, dan alam serta reinterpretasinya tentang konsep wahdāt al-wujūd, sehingga alam tetap alam, dan khaliq tetap khaliq (لزنت نإو بر برلاو يقرت نإو دبع دبعلا). Alam tercipta melalui proses pemancaran (al-fā'id) dengan tujuh martabat (Ahādiyah, wahdah,wāhidiyyah, ‘alām arwah,‘alām mitsāl, ‘alām ajsām,‘alām insān). Tujuan pendidikan Abdurrauf adalah meraih petunjuk Allah melalui fana (ma’rifatullah), menghambakan diri, menunaikan tugas kekhalifahan, dan berakhlak mulia. Materi pendidikan Abdurrauf adalah, tauhid, alam semesta, akhlak, al-Qurʹān/Hādits, zikrullah, doa, ibadah (wajib dan nawāfil), serta shalawat Nabi. Tentang pendidik, disyaratkan sosok yang ‘ārif dengan Allah atau kāmil mukammil. Peserta didik harus memiliki kesungguhan, sopan kepada guru, menyatukan kehendak dengan guru dalam memahami agama, jujur, ikhlas, dan meniatkan semua aktifitas belajar sebagai ibadah kepada Allah Swt. Pendekatan pendidikan Abdurrauf adalah pendekatan ‘Aqliyah, Dzauqiyyah, dan ‘Amaliyah dengan strategi Tilāwah, Tazkiyah, dan Ta’līm serta metode pendidikan Muhāwarah, berkhalwat, dan pembiasaan zikir dengan teknik mentauhidkan Allah, mematikan kehendak nafsiah, pengenalan diri, zikir, dan do’a serta taktik lemah lembut, dan lainya. Dari pemikiran Abdurrauf Singkel, dikembangkan teori belajar an-Nafs sebagai sebuah model pendidikan yang berbasis ruhaniah. Pemikiran Abdurrauf terimplikasi sebagai ruh pendidikan formal Nurul Yaqin yang menghidupkan dinamika pedidikan formal Nurul Yaqin. Pendidikan non formal (tarekat) di Nurul Yaqin merupakan warisan pendidikan ruhani yang mengembangkan pemikiran ortodoks sufistik Abdurrauf. Hal ini terlihat pada aspek pemahaman tentang wujud (Wahdāt al-Wujūd), walupun istilah Wahdāt alWujūd itu sendiri di Nurul Yaqin tidak digunakan. Implikasi pemikiran Abdurrauf lainnya terlihat pada keset iaan pada syari’at, tarekat Syathāriyyah yang dikembangkan memiliki silsilah sampai ke pada Abdurrauf melalui Syaikh Burhanuddin, Allah dipahami sebagai haqīqat ahwal (batin), dan dijadikannya ma’rifatullah serta diperolehnya hidayah Allah melalui fana sebagai tujuan pendidikan tarekat. Implikasi pemikiran Abdurrauf juga terdapat pada aspek materi pendidikan dan lainnya. Di Pesantren Nurul Yaqin juga terdapat beberapa tradisi Syathāriyyah lokal yang sebagian bahkan tidak terdapat dalam ajaran Abdurrauf Singkel. Misalnya tradisi basapa, salawat dulang, dan badikia. Tradisitradisi ini merupakan artikulasi dari “proses penerjemahan” Islam ke dalam sistem sosial-budaya, yang berlaku di suatu masyarakat yang disebabkan oleh pengaruh budaya lokal, juga bisa terjadi karena proses pembumian dari ajaran-ajaran normatif Islam ke dalam realitas. Pertemuan Islam dengan budaya lokal ini pada gilirannya menjadi kekayaan budaya Islam.

Actions (login required)

View Item