Hak Waris Sako dan Pusako Bagi Anak Naiak di Nagari Surantih Kabupaten Pesisir Selatan

Putri, Feni Octafia Dwi (2021) Hak Waris Sako dan Pusako Bagi Anak Naiak di Nagari Surantih Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_4_FENI_OCTAFIA_DWI_PUTRI_17058167_4739_2021.pdf

Download (736kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menjelaskan hak waris Sako dan Pusako bagi anak naiak di Nagari Surantih. Adapun latar belakang penelitian ini ialah anak naiak yang dilahirkan dalam sebuah keluarga, juga mengakui dan diakui ada keluarga lamanya, serta diakui juga oleh masyarakat setempat. Dalam konteks anak naiak diakui memiliki dua keluarga, tentu ia akan berkonsekuensi pada hak waris. Sehubungan dengan itu, dapat diajukan pertanyaan penelitian: bagaimana hak waris Sako dan Pusako bagi anak naiak dalam keluarganya di Nagari Surantih Kabupaten Pesisir Selatan. Pokok persoalan dalam penelitian ini dianalisis dengan teori interpretatif simbolik oleh Clifford Geertz. Menurut Geertz makna diteruskan secara historis yang terwujud dalam simbol-simbol: suatu sistem konsep yang diwariskan dan akan terungkap dalam bentuk simbolis; dan melalui simbol tersebut manusia berkomunikasi. Anak naiak merupakan kejadian yang masih dipercayai oleh masyarakat Nagari Surantih secara historis. Wujud simbol dalam peristiwa ini ialah si anak naiak. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode etnografi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, dan data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Untuk mendapatkan keabsahan data dipilih teknik triangulasi sumber. Analisis dilakukan mengacu pada model analisis etnografi yang dikembangkan Clifford Geertz, meliputi: hermeneutik data, menginterpretasikan data, interpretatif yang dispresentasikan. Hasil penelitian menunjukkan hak waris sako dan pusako bagi anak naiak di Nagari Surantih tetap ditentukan berdasarkan garis keturunan matrilineal; dan sako sepersukuan berdasarkan ikatan sesuku. Untuk hak waris pusako, di keluarga lamanya anak naiak mendapatkan pusako rendah yang berasal dari hasil mata pencaharian ayah dan ibunya dahulu. Sementara pada keluarga barunya, dia memiliki hak waris pusako rendah dan pusako tinggi, tidak ada pembedaaan karena si anak naiak merupakan anak kandung dari keluarga barunya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi- Antropologi - S1
Depositing User: Sri Yulianti, S.IP
Date Deposited: 02 Mar 2022 01:04
Last Modified: 02 Mar 2022 01:04
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/37132

Actions (login required)

View Item View Item