Eksistensi Tradisi sambatan dan ingon Pada Masyarakat Petani: Studi Kasus Petani Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya

Handoyo, Bagas (2021) Eksistensi Tradisi sambatan dan ingon Pada Masyarakat Petani: Studi Kasus Petani Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_4_BAGAS_HANDOYO_17058102_5613_2021.pdf

Download (887kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti untuk mengetahui mengapa petani di N agari Sungai Duo masih menggunakan Tradisi sambatan dan ingon. Tradisi sambatan dan ingon adalah suatu kebudayaan tolong menolong tanpa upah untuk membantu pihak yang memiliki pekerjaan dimana walau tanpa upah tetapi ada nilai-nilai saling tolong menolong. Tradisi sambatan dan ingon ini berasal dari tradisi Jawa yang muncul di daerah transmigrasi sedangkan ingon adalah tradisi makan bersama pada masyarakat pertanian khususnya suku bangsa J awa termasuk masyarakat jawa transmigrasi yang ada di seluruh indonesia, bagaimana dalam tradisi panen hasil tani pada masyarakat j awa melakukan ritual makan bersama setelah melakukan panen dengan gotong royong, dan senantiasa masyarakat juga berinterkasi satu dengan yang lainnya. adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab petani masih mempertahankan tradisi sambatan dan ingon. Sebab, Masuknya modemisasi di Nagari Sungai Duo seperti teknologi alat-alat pertanian membuat masyarakat mengerj akan semua proses pertanian dengan tidak membutuhkan ban yak orang lagi, di tengah-tengah masyarakat pertanian yang sudah menggunakan teknologi dalam proses pertanian namun masyarakat masih mempertahankan tradisi dan ingon seperti hal nya dalam bercocok tanam dan memanen yang dilakukan secara bersama-sama, serta juga makan bersama setelah selesai bekerja. Untuk menganalisis permasalahan penelitian ini, penulis menggunakan teori struktural fungsional Talcott Parsons. Dalam teori terdapat empat unsur penting untuk melaksanakan sistem agar tetap bertahan, keempat sistem itu iyalah Adaptation (Adaptasi), Goal (Pencapaian tujuan), Integration (Penyatuan), Latency (Pemeliharaan pola). Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus serta teknik pemilihan informan ialah teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 12 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dengan teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan selama berada di lapangan maka dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor kebertahanan tradisi sambatan dan ingon di Nagari Sungai Duo Kecamatan Siiung Kabupaten Dharmasraya yaitu: (1 ). Faktor Ekomoni; (2). Faktor Sosial Budaya, seperti sifat berbagi dan nilai kearifan lokal; (3). Faktor Lingkungan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi- Antropologi - S1
Depositing User: Sri Yulianti, S.IP
Date Deposited: 01 Mar 2022 01:32
Last Modified: 02 Mar 2022 07:03
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/37109

Actions (login required)

View Item View Item