Perkembangan Tari Ratok Maik Ka Turun di Nagari Padang Laweh Kabupaten Sijunjung

Hidayat, Mulyana (2021) Perkembangan Tari Ratok Maik Ka Turun di Nagari Padang Laweh Kabupaten Sijunjung. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_06_MULYANA_HIDAYAT_17023114_5858_2021.pdf

Download (888kB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asal-usul penyebab terjadinya perkembangan tari Ratok Maik Ka Turun, mendeskripsikan kegunaan tari Ratok Maik Ka Turun dan mendeskripsikan perkembangan tari Ratok Maik Ka Turun di Nagari Padang Laweh Kabupaten Sijunjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung seperti alat tulis, kamera foto, handy-cam, alat perekam audio dan flashdisk. Jenis data menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah menganalisis data adalah pengumpulan data, mendeskripsikan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Ratok Maik Ka Turun adalah tari tradisional yang berasal dari Nagari Padang Laweh Kabupaten Sijunjung yang telah mengalami perkembangan. Pada awal kemunculanya Tari Ratok Maik Ka Turun hanya di pergunakan untuk upacara adat pemakaman dari salah satu Datuak Nan Tigo Bagala namun pada periode tahun 2017-2021 telah berkembang secara progresif yaitu menjadi media hiburan bagi masyarakat luas. Perkembangan Tari Ratok Maik Ka Turun dapat dilihat dari segi kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas Tari Ratok Maik Ka Turun berkembang dari kegunaan dan wilayah penyajiannya yang semakin meluas, sedangkan dari segi kualitas tari Ratok Maik Ka Turun berkembang dari aspek penari, kostum, properti, dan bentuk pertunjukan. Pada tahun 1990 sampai 1997 tari ratok maik ka turun hanya boleh di tarikan oleh kaum wanita yang berusia 30-50 tahun. Sementara kostum dari tari ini hanya menggunakan baju melayat dengan kain samping (sarong) dengan Deta Bacincin pada bagian kepala. Tari ini di tampilkan pada upacara Pemakaman dari salah satu Datuak Nan Tigo Bagala dan hanya boleh ditampilkan di halaman Rumah Gadang di Nagari Padang Laweh Kabupaten Sijunjung. Tari Ratok Maik Katurun Hiatus selama 18 tahun yaitu pada periode tahun 1998-2016 karena Datuak Nan Tigo Bagala tidak ada yang meninggal dunia. Pada Tahun 2017 sampai 2021 tari Ratok Maik Ka Turun tetap harus di tarikan oleh kaum wanita namun sudah boleh di tarikan oleh semua usia di mulai dari umur 10 tahun. Baju yang di gunakan penari sudah menggunakan baju kurung beludru, menggunakan kain songket berwama wami sebagai pengganti kain samping/sarung, pada bagian kepala menggunakanjilbab namun masih menggunakan Deta Bacincin.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: M Music and Books on Music > MT Musical instruction and study
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik - S1
Depositing User: Sudia Ajjronisa S.Sos.
Date Deposited: 07 Feb 2022 07:01
Last Modified: 07 Feb 2022 07:01
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/36688

Actions (login required)

View Item View Item