Kehidupan Sosial Dan Budaya Keturunan Amalgamasi Etnis Tionghoa di Kota Sungai Penuh 1967-2017

Candra, Geffi Dede (2018) Kehidupan Sosial Dan Budaya Keturunan Amalgamasi Etnis Tionghoa di Kota Sungai Penuh 1967-2017. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
4_A_GEFFI_DEDE_CANDRA_16166004_1350_2019.pdf

Download (104kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kedatangan etnis Tionghoa ke Sungai Penuh pada tahun 1880an yang melakukan amalgamasi (kawin campur) dengan masyarakat Sungai Penuh-Kerinci. Sehingga mengakibatkan terjadinya asimilasi budaya, sosial dan adat istiadat. Perbedaan agama dan tradisi sosial budaya ini akan menghasilkan kebudayaan-kebudayaan baru (unik) dengan sebutan etnis Tionghoa Peranakan Sungai Penuh. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk menganalisis proses dan perkembangan amalgamasi etnis Tionghoa di kota Sungai Penuh, (2) untuk menganalisis kehidupan sosial dan budaya keturunan amalgamasi etnis Tionghoa Sungai Penuh 1967-2000, (3) Untuk Menganalisis kehidupan sosial dan budaya keturunan amalgamasi etnis Tionghoa Sungai Penuh 2000-2017. Penelitian ini adalah penelitian sejarah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Heuristik yaitu mencari dan mengumpulkan informasi yang diperoleh sebagai sumber, data tertulis berupa dokumen didapatkan dari kantor Camat Sungai Penuh, kantor kepala desa dan kantor BPS. Data lisan diperoleh melalui wawancara informan yang sudah dipilih. (2) kritik sumber dilakukan dengan pengujian terhadap keaslian dan kesahihan informasi. (3). Melakukan analisis dan interpretasi. Data diseleksi dengan kajian yang dapat dipercaya kebenarannya, (4) penyajian hasil penelitian. Hasil penelitian ditemukan bahwa proses amalgamasi telah terjadi sejak awal kedatanganya di latar belakangi oleh beberapa faktor (1) Ketertarikan secara fisik, (2) Pergaulan dan Lingkungan (3) Kepentingan sosial dan ekonomi. Perkembangan amalgamasi semakin meningkat pada era Orde Baru 1967-1998 sejalan dengan kebijakan asimilasi yang di terapkan pemerintahan Soeharto yang menginginkan etnis Tionghoa menjadi penduduk asli Indonesia. Masyarakat etnis Tionghoa yang melakukan amalgamasi pada umumnya telah menganut kepercayaan Islam serta banyak meninggalkan adat istiadat, bahasa mandarin, ia telah masuk kedalam kebudayaan masyarakat Sungai Penuh baik itu agama, sikap, bahasa dan budaya. Akan tetapi sejak dikeluarkanya Intruksi Presiden Abdurahman Wahid Nomor 6 Tahun 2000 masyarakat Tionghoa Sungai Penuh telah kembali menganut adat istiadat dan kebudayaan Tionghoa, selain itu keturunan Tionghoa Sungai Penuh sudah tidak lagi melakukan amalgamasi dengan masyarakat Sungai Penuh mereka telah banyak menikah dengan sesama etnis Tionghoa yang berasal dari luar daerah seperti Padang, Jakarta dan daerah lain dan telah memegang teguh adat istiadat, kepercayaan dan budaya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Pasca Sarjana > Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial-S2
Depositing User: Mrs. Dina Aulia Sari
Date Deposited: 18 Jan 2022 01:42
Last Modified: 18 Jan 2022 01:42
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/36240

Actions (login required)

View Item View Item