Pemetaan dan Peningkatan Kompetensi Siswa SMA di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan

Ermanto, Ermanto (2011) Pemetaan dan Peningkatan Kompetensi Siswa SMA di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Technical Report. Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FBS UNP, Padang.

[img]
Preview
Text
Ermanto, dkk_PEMETAAN DAN PENINGKATAN.pdf

Download (899kB) | Preview

Abstract

Tentang penguasaan standar kompetensi dasar/kompetensi dasar menunjukkan bahwa terdapat penguasaan yang sangat baik dan terdapat pula penguasaan yang sangat jelek. Misalnya, pada mata pelajaran Geografi UN 2010 di Kota Padang terdapat kemampuan mengidentifikasi pertumbuhan penduduk dengan penguasaan 100,00% padahal secara nasional 82,98%. Berbeda dengan itu, terdapat pula kemampuan menentukan ciri-ciri jenis tanah dengan penguasaan 1,13% padahal secara nasional 71,07%. Artinya, penguasaan standar kompetensi dasar/kompetensi dasar siswa SMA di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan masih timpang, belum merata dan menunjukkan ada persoalan. Bertolak dari hal itu, penelitian ini bertujuan: (1) mengungkapkan peta kompetensi siswa SMA tiap pokok bahasan mata pelajaran ujian nasional di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan; (2) mengungkapkan faktor penyebab siswa tidak menguasai pokok bahasan tertentu; (3) merumuskan alternatif dan model pemecahan masalah di SMA Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitif dan deskriptif. Untuk pemetaan kompetensi siswa (tujuan 1) digunakan studi dokumentasi dan analisis hasil UN tahun 2010 dan UN tahun 2011; untuk mengidentifikasi faktor penyebab (tujuan 2) digunakan forum group discussion (FGD), wawancara mendalam, observasi kelas, tes kompetensi guru, dokumentasi, angket; untuk merumuskan alternatif dan model pemecahan masalah (tujuan 3) digunakan forum group discussion (FGD) dengan guru, pengawas, dan ahli. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pemetaan KD/indikator soal yang bermasalah atau daya serap sama kecil atau sama dengan 60% di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan adalah berikut ini. Untuk Kota Padang, KD/indikator bermasalah yang paling banyak jumlah tiap mata pelajaran adalah Bahasa Indonesia 20 soal pada tahun 2009 (IPS), Bahasa Inggris 16 soal pada tahun 2010A (IPS), Matematika 12 soal pada tahun 2009 (IPA), Fisika 14 soal pada tahun 2008 dan 2009, Kimia 8 soal pada tahun 2008 dan 2010, Biologi 11 soal pada tahun 2010B, Ekonomi 15 soal pada tahun 2010A, Sosiologi 20 soal pada tahun 2010B, dan Geografi 18 soal pada tahun 2008. Untuk Kota Padang, KD/indikator bermasalah yang paling banyak jumlah tiap mata pelajaran adalah Bahasa Indonesia 19 soal pada tahun 2010A (IPS), Bahasa Inggris 30 soal pada tahun 2009 (IPS), Matematika 20 soal pada tahun 2009 (IPA), Fisika 14 soal pada tahun 2008 dan 2010, Kimia 9 soal pada tahun 2008, Biologi 14 soal pada tahun 2010B, Ekonomi 20 soal pada tahun 2010B, Sosiologi 30 soal pada tahun 2010A, dan Geografi 25 soal pada tahun 2008. Penyebab rendahnya mutu pendidikan secara khusus adalah dari (1) faktor standar proses (metode, proses, perangkat, media), (2) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (3) standar sarana/prasarana, dan (4) standar pembiayaan (sumber dana/dana). 6 Berdasarkan faktor penyebab yang dijelaskan tersebut, model solusi kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi ada dalam dua bentuk kegiatan. Pertama, pelatihan (workshop) pengembangan media, bahan ajar, dan peraga pembelajaran bagi guru melalui MGMP. Kedua, pelatihan pendalaman materi yang bermasalah bagi melalui MGMP. Sasaran kagiatan adalah meningkatnya kualitas penguasaan materi, perstasi, dan karya akademik. Indikator kinerja adalah program kerja mengacu pada pengembangan kualitas penguasaan materi, prestasi, dan karya akademik yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Model solusi kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan untuk mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi selain melaksanakan dua bentuk kegiatan tersebut, ditambah lagi dengan kegiatan ketiga yakni pelatihan pemanfaatan labor bagi guru melalui MGMP. Sasaran kagiatan adalah meningkatkan kualitas guru dalam pemanfaatan labor di sekolah. Indikator kinerja adalah program kerja mengacu pada pemanfaatan labor yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Mekanisme kinerja adalah melakukan koordinasi dengan sekolah, guru, pengawas (dinas Pendidikan), identifikasi permasalahan yang menjadi prioritas, dan pelaksanaan program

Item Type: Monograph (Technical Report)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia - S1
Depositing User: mrs Mulida Jamarin
Date Deposited: 16 Mar 2020 07:02
Last Modified: 16 Mar 2020 07:03
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/26145

Actions (login required)

View Item View Item