Karakteristik Anatomi Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba [Roxb] Miq.) pada Habitat yang Berbeda

Syafitri, Adillah (2019) Karakteristik Anatomi Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba [Roxb] Miq.) pada Habitat yang Berbeda. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_04_Adillah_Syafitri_14032032_710_2019.pdf

Download (880kB) | Preview

Abstract

Jabon (Anthocephalus cadamba [Roxb] Miq.) merupakan jenis kayu yang cepat tumbuh dan mempunyai kemampuan adaptasi pada berbagai habitat. Karakteristik anatomi kayu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh sebab itu, telah dilakukan penelitian tentang dimensi serat, nilai turunan serat, dan karakteristik jaringan pembuluh kayu tanaman jabon pada habitat yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dari bulan April-Oktober 2018. Sampel berasal dari daerah Sialang (Dharmasraya), Tabing (Padang), Lubuk Alung (Padang Pariaman), Siguntur Muda (Pesisir Selatan). Penelitian ini merupakan penelitian Deskripti£ Metode pengamatan dimensi serat menggunakan teknik maserasi kayu mengikuti prosedur Forest Products Laboratory Method. Pengamatan jaringan pembuluh menggunakan preparat basah kayu jabon pada sayatan melintang. Sampel diamati di Laboratorium Biologi FMIPA UNP. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa serat kayu terpanjang terdapat pada sampel dari daerah Siguntur Muda (1061,85 µm), kemudian diikuti dari daerah Sialang (1061,23 µm), lalu dari daerah Lubuk Alung (987,58 µm), dan terkahir dari daerah Tabing (844,38 µm). Nilai turunan serat kayu jabon dari daerah Tabing memiliki bilangan Runkel 0,37-1,18; daya tenun 34,75-60,41; nisbah fleksibilitas 0,46-0,73; koefisien kekakuan 0,14-0,27; bilangan Mulsteph 46,94- 79,06%, daerah Siguntur Muda memiliki bilangan Runkel 0,31-2,63; daya tenun 38,01-81,47; nisbah fleksibilitas 0,27-0,76; koefisien kekakuan 0,12-0,36; bilangan Mulsteph 42,21-92,47%, kemudian diikuti dari daerah Lubuk Alung memiliki bilangan Runkel 0,53-1,86; daya tenun 47,73-75,04; nisbah fleksibilitas 0,35-0,65; koefisien kekakuan 0,17-0,32; bilangan Mulsteph 57,21-87,79%, dan terakhir dari daerah Sialang memiliki bilangan Runkel 0,95-2,40; daya tenun 48,81-63,47; nisbah fleksibilitas 0,29-0,51; koefisien kekakuan 0,24-0,35; bilangan Mulsteph 73,61-91,35%. Jaringan pembuluh kayu jabon yang berasal dari Lubuk Alung memiliki diameter xilem paling lebar (226 µm), diikuti oleh sampel dari Sialang (52,28 µm), kemudian sampel yang berasal dari Tabing (38,28 µm), dan terakhir sampel yang berasal dari Siguntur Muda (24,80 µm). Sampel kayu yang berasal dari Lubuk Alung memiliki nilai ketebalan lapisan xilem 1629,66 µm dan floem 668,574 µm, dikuti oleh sampel dari Sialang dengan ketebalan lapisan xilem 413,63 µm dan floem 148,54 µm, kemudian sampel dari Siguntur Muda dengan ketebalan lapisan xilem 194,19 µm dan floem 92,88 µm, dan terakhir sampel dari Tabing dengan ketebalan lapisan xilem 151,47 µm dan floem 124,7 6 µm. Serat kayu jabon termasuk kedalam kualitas kayu kelas III berdasarkan nilai dimensi serat kayu dan penghitungan nilai turunan seratnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Q Science > QK Botany
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi - S1
Depositing User: Sudia Ajjronisa S.Sos.
Date Deposited: 02 Sep 2019 04:08
Last Modified: 02 Sep 2019 04:08
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/22857

Actions (login required)

View Item View Item