Unsur Majas Lokalitas dalam Kumpulan Puisi Lelaki dan Tangkai Sapu Karya Iyut Fitra

Wahyudi, Fitra (2019) Unsur Majas Lokalitas dalam Kumpulan Puisi Lelaki dan Tangkai Sapu Karya Iyut Fitra. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_02_Fitra_Wahyudi_15017063_525_2019.pdf

Download (28kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan: (1) majas perbandingan metafora lokalitas, (2) majas perbandingan simile lokalitas, (3) majas perbandingan personifikasi lokalitas, (4) majas perbandingan metonimia lokalitas, (5) majas perbandingan antonomasia lokalitas, (6) majas sindiran ironi lokalitas, (7) majas sindiran alegori lokalitas, (8) majas sindiran parabel lokalitas, (9) majas sindiran sinisme lokalitas, dan (10) majas sindiran satire lokalitas di dalam kumpulan puisi Lelaki dan Tangkai Sapu karya Iyut Fitra. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dan sumber data penelitian ini adalah data majas lokalitas dan buku kumpulan puisi Lelaki dan Tangkai Sapu karya Iyut Fitra. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan langkah: (1) membaca dan memahami kumpulan puisi Lelaki dan Tangkai Sapu karya Iyut Fitra, (2) melakukan studi pustaka, (3) menemukan data-data yang sesuai dengan masalah terkait serta membahasnya sesuai dengan pertanyaan penelitian. Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah dengan teknik triangulasi. Dari seluruh pembahasan di dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh jenis majas yang digunakan penyair, ditemukan lebih banyak pendayagunaan majas sindiran ironi lokalitas. Selain itu, lebih dominan pendayagunaan majas sindiran lokalitas daripada majas perbandingan lokalitas. Hal tersebut sesuai dengan latar belakang penyair sebagai bagian dari masyarakat Minangkabau. Setiap berkatakata, terutama dengan sumando (keluarga pihak ipar yang terjalin akibat adanya tali pernikahan), masyarakat Minangkabau menggunakan salah satu langgam kata, yaitu kato melereang (kata melereng). Kata terebut digunakan dengan menyebutkan kiasan-kiasan agar mitra tutur tidak tersinggung. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat Minangkabau lebih gemar menggunakan kiasan-kiasan kepada mitra tutur mereka daripada harus menyampaikan makna kata secara langsung. Oleh karena itu, penyair juga menggunakan kiasan di dalam kumpulan puisi ini ketika menyindir suatu permasalahan yang terdapat di sekitarnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia - S1
Depositing User: Sudia Ajjronisa S.Sos.
Date Deposited: 18 Mar 2019 00:59
Last Modified: 18 Mar 2019 00:59
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/21325

Actions (login required)

View Item View Item