Pakaian Anak Nagari Dalam Batarewai: Suatu Kajian Interpretivisme Simbolik.

Ramadhani, Magfirah (2018) Pakaian Anak Nagari Dalam Batarewai: Suatu Kajian Interpretivisme Simbolik. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_04_Magfirah_Ramadhani_14058051_6702_2018.pdf

Download (110kB) | Preview

Abstract

Batarewai merupakan arak-arakan keliling kampung ketika Hari Raya Idul Fitri yang dilakukan oleh pengantin laki-laki baru, yang sudah menikah selama satu tahun sebelum hari Raya Idul Fitri. Dalam pelaksanaan batarewai anak nagari menggunakan pakaian yang berbeda-beda, perbedaan pakaian ini dapat dilihat dari warna pakaian dan cara pemakaian atribut-atribut yang digunakan. Pada arak-arakan inilah tampak perbedaan warna dan cara pemakaian atribut batarewai dari anak nagari Kotogadang, masing-masing atribut pakaian memiliki arti dan makna yang dipahami oleh masyarakat setempat sebagai simbol dari status yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbol pakaian anak nagari dalam batarewai di Nagari Kotogadang. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori interpretivisme simbolik yang dikemukakan oleh Clifford Geertz. Kebudayaan menurut Geertz merupakan jaringan dari simbol-simbol yang memiliki makna bagi masyarakat. Makna dari simbol-simbol ditafsirkan masyarakat dari setiap kegiatan atau praktek yang mereka laksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi etnografi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah informan 27 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi aktif, wawancara mendalam, dokumentasi, serta validitas data dilakukan dengan triangulasi data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis interpretatif dengan langkah-langkah hermeneutik data, menginterpretasikan data, interpretatif dipresentasikan. Hasil penelitian dari makna simbol pakaian anak nagari dalam batarewai 1) pakaian anak nagari yang belum menikah, ditandai dengan celana dan rok berwarna kuning kecoklatan; 2) pakaian anak nagari yang baru menikah, ditandai dengan celana dan rok berwarna merah, khusus untuk perempuan menggunakan motif berbunga-bunga yang lebih menonjol. Untuk pemakaian selendang dan kain plekat disandangkan di bahu; 3) pakaian anak nagari yang sudah lama menikah, ditandai dengan warna merah tua dan biru, dengan pemakaian selendang di sandangkan di kedua bahu dan kain plekat dilipat menjadi dua disandang di bahu sebelah kanan saja; 4) pakaian anak nagari lanjut usia, ditandai dengan warna pakaian dominan hitam. Untuk pemakaian selendang, unjung selendang sebelah kanan dililitkan ke ketiak dan ujung selendang sebelah kiri dilepas atau dijuntaikan. Untuk pemakaian kain plekat dipakai dengan cara dililitkan ke leher. Pakaian yang digunakan anak nagari dalam batarewai menunjukkan status sosial seseorang dalam masyarakat. Kata Kunci: Batarewai, Pakaian Anak nagari, Sim

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi- Antropologi - S1
Depositing User: Sudia Ajjronisa S.Sos.
Date Deposited: 12 Mar 2019 02:42
Last Modified: 12 Mar 2019 02:42
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/21225

Actions (login required)

View Item View Item