Makna Simbolis Tari Jerambah Patah dalam Masyarakat Rantau Panjang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

Maharani, Ida Ayu (2017) Makna Simbolis Tari Jerambah Patah dalam Masyarakat Rantau Panjang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_06_IDA_AYU_MAHARANI_1301185_4082_2017.pdf

Download (6kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengungkapkan Makna Simbolis Tari Jerambah Patah dalam Masyarakat Rantau Panjang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriftif analisis. Objek penelitian adalah Tari Jerambah Patah dalam Masyarakat Rantau Panjang Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Jerambah Patah ditarikan oleh 3 pasang perempuan dan laki-laki yang menceritakan muda-mudi dalam menjalin hubungan melalui perkenalan dan pendekatan hingga menjalin hubungan kasih. Tari ini ditampilkan sebagai media hiburan pada acara-acara adat dalam masyarakat Rantau Panjang yaitu pada acara memantai, basilek dan tuhun baumo. Pada tari ini terdapat gerak merayu, menolak, malumalu dengan menggunakan properti kain panjang yang penyampaian cerita memalui lagu berbalas pantun. Terdapat beberapa gerak yang mempunyai simbol dan makna tertentu yaitu pada gerak langkah beranak, sepatung mandi, mungikat janji dan langkah nyatuk. Langkah beranak mempunyai makna semangat dan kerja keras masyarakat Rantau Panjang dalam meraih rezeki, sepatung mandi mempunyai makna bagaimana seorang perempuan menjaga kehormatan, perkataan dan sikap terhadap dirinya, mungikat janji mempunyai makna hubungan antara muda-mudi yang sudah sah yang ditandai dengan kain yang sudah terikat bahwa tidak boleh laki-laki lain mengganggu perempuan tersebut, langkah nyatuk mempunyai makna lelaki yang setia dan bertanggung jawab. Kemudian pada kostum pada tekuluk yaitu melambangkan identitas perempuan di masyarakat Rantau Panjang yang ditandai dengan bunga kuncup terletak di sebelah kanan bahwa wanita tersebut masih gadis dan belum menikah, pada kostum laki-laki kain gibeng dipakai di atas lutut menandakan bahwa laki-laki tersebut masih bujangan dan belum menikah dan pemakai warna hitam melambangkan bijaksana dan gagah, warna putih melambangkan suci, bersih dan muda. Properti yang dipakai yaitu kain panjang yang mempunyai makna jembatan sebagai penghubung muda-mudi disaat bertemu, jembatan ini juga dimaknai sebagai harapan mudamudi agar hubungannya tidak akan berakhir.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: L Education > L Education (General)
N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik - S1
Depositing User: Fitri Yelli
Date Deposited: 05 Dec 2018 01:07
Last Modified: 05 Dec 2018 01:07
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/20019

Actions (login required)

View Item View Item