Peranan Tari Asaik dalam Ritual Pengobatan Embang di Desa Sungai Liuk Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh

Herianti, Tenty (2016) Peranan Tari Asaik dalam Ritual Pengobatan Embang di Desa Sungai Liuk Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
6_A_TENTY_HERIANTI_1202867_4788_2016.pdf

Download (60kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengunggkapkan peranan tari Asaik dalam ritual pengobatan Embang di Desa Sungai Liuk Keamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang dibutuhkan ialah studi pustaka, observasi langsung kelapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini ialah menganalisis data primer dan data sekunder yang sesuai dengan kebutuhan dan keterkaitan dengan masalah yang diajukan, setelah itu disusun secara sistematis yang terkait dengan Peranan Tari Asaik Dalam Ritual Pengobatan Embang di Desa Sungai Liuk Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa tari Asaik wajib dilaksanakan pada ritual pengobatan Embang. Melalui tari Asaik inilah dilakukan beberapa ritual untuk pengobatan/penagguhan Embang. Di dalam pelaksanaan tari Asaik ada beberapa ritual yang harus dilaksanakan yaitu pada pagi hari pukul 07:00 Wib melakukan ritual Sihih Tanyao yaitu menggantarkan sirih ke makam nenek moyang. Selanjutnya pada malam hari jam 21:00 Wib melakukan ritual menyusun sesajian yang dilakukan oleh tiga orang penari dan seorang pawang. Setelah selesai mempersiapkan sesajian selanjutnya pada pukul 23:00 Wib para Embang dari Naek Tungku Tigeo, Munyang janggum, Munyang janggum miroah dan Embang Siak Ali melakukan ritual memanggil roh nenek moyang dan selanjutnya pada pukul 01:00 Wib di mulai tari Asaik sampai pada pukul 02:00 Wib. Selain itu tari Asaik memiliki beberapa peranannya, yang pertama sebagai punyerau ngu pumangae (pemanggil) yaitu pemanggil roh nenek moyang melalui syair tari Asaik, yang kedua sebagai pangumpaoh ngu batanyao (pengumpul dan bertanya) melalui tari Asaik dapat berkumpulnya roh nenek moyang, dan yang ketiga pangubong (pengobat).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: L Education > L Education (General)
N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik - S1
Depositing User: Fitri Yelli
Date Deposited: 09 Oct 2018 06:41
Last Modified: 09 Oct 2018 06:41
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/18220

Actions (login required)

View Item View Item