Potret Masyarakat Urban dalam Novel Metropop Critical Eleven Karya Ika Natassa.

Wanda, Winia (2018) Potret Masyarakat Urban dalam Novel Metropop Critical Eleven Karya Ika Natassa. Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[img]
Preview
Text
A_02_WINIA_WANDA_14017076_1137_2018.pdf

Download (80kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi budaya hiburan, budaya konsumerisme, pragmatisme, gaya hidup sekuler atau profan, hedonis, penyeragaman rasa, dan budaya instan dalam novel metropop Critical Eleven karya Ika Natassa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui (1) membaca dan memahami keseluruhan isi novel metropop Critical Eleven Karya Ika Natassa; (2) menandai bagian-bagian berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang menjadi fokus penelitian; dan (3) menginventarisasikan data yang terdapat di dalam teks novel. Penganalisisan data dilakukan melalui pendeskripsian data, penganalisisan data, penginterpretasian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan potret masyarakat urban dalam novel metropop Critical Eleven sebagai berikut. Pertama, budaya hiburan, seperti musik, berwisata ke tempat-tempat menarik, berbelanja, berolah raga, berpesta dan lebih banya browsing ke internet dan chatting dengan teman-teman melalui media sosial. Kedua, budaya konsumerisme, seperti suka membeli barang dengan harga mahal hanya untuk mainan dan koleksi semata, penggunaan merek terkenal sebagai fashion mereka, ―berburu‖ makanan di restoran-restoran terkenal dan belanja, dan untuk kebutuhan tertentu masyarakat urban lebih memperhatihan kualitas dan kemahalan suatu barang. Ketiga, dari segi pragmatisme, masyarakat menjadi antifondasionalis, antirepresentasionalis, dan antirealis. Keempat, gaya hidup sekuler atau profan, agama tidak begitu dipentingkan dalam kehidupan di zaman sekarang ini. Kelima, perilaku hedonis, hidup penuh dengan hiburan hiburan, seperti menonton konser musik, beroyal-royal, dan menjadikan fashion sebagai citra diri. Keenam, penyeragaman rasa, menjadikan masyarakat tidak lagi memiliki budaya yang khas. Ketujuh, budaya instan, mengajarkan bahwa hidup itu butuh proses untuk mencapai kesuksesan atau kebahagiaan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia - S1
Depositing User: Fitri Yelli
Date Deposited: 19 Sep 2018 01:15
Last Modified: 19 Sep 2018 01:15
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/17091

Actions (login required)

View Item View Item