Makna Simbolis Siganjua Lalai dalam Gerak Tari Perempuan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Padang

Astuti, Fuji and Iriani, Zora (2017) Makna Simbolis Siganjua Lalai dalam Gerak Tari Perempuan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Padang. Project Report. FBS UNP, Padang.

[img]
Preview
Text
PENELITIAN 2017.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Perkembangan tari ditengah masyarakat Minangkabau pada saat ini sudah berkembang jauh, namun lebih mengutamakan teknik dan pola garapan yang berkiblat pada budaya barat, yang dipandang tidak sesuai dengan budaya Minankabau. Hal nyata terlihat dalam bentuk sikap perempuan menampilkan tari dengan dinamika gerak yang tajam, tetapi telah meninggalkan kandungan nilainilai budaya lokal sepeti yang tertuang dalam adagium siganjua lalai. Antara penari perempuan dan laki-laki bisa saja melakukan gerak tari yang sama, yang dipandang tidak cocok untuk ditampilkan oleh perempuan. Makna dari nilai-nilai siganjua lali sudah tidak dihiraukan lagi. Filosofi siganjua lalai dengan ungkapan alu tataruang patah tigo sering diterjemahkan dengan karakter gerak yang tangkas, kuat dan tajam secara fulgar tampa distilir dengan baik. Pada hal muatan ketangkasan dan ketajaman gerak tersebut harus diekpresikan dengan kelembutan perempuan sesuai dengan karakter dan pitrahnya sebagai seorang perempan. Artinya makna dari kekuatan dan ketajaman gerak tersebut tetap tersampaikan secara komunikatif walaupun diekspresikan dengan kelembutan seorang perempuan, justeru disanalah letak kekuatan kreativitas seseorang dalam menggarap sebuah tari yang harus selektif dalam memilih bentuk gerak yang disesuakan dengan karakter orang yang menyajiaknnya, dalam hal ini antara karakter gerak laki-laki dan perempuan sudah pasti jauh berbeda. Dalam pengamatan di lapangan Program Studi Pendidikan Sendratasik sebagai salah satu lembaga yang ikut melestarikan budaya Minangkabau tidak memiliki standar gerak yang jelas yang pantas dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Artinya dalam proses pembelajaran penari laki-laki dan perempuan mendapatkan bentuk sikap gerak yang sama. Yang sangat disayangkan gerak dasar tari yang dibejarkan pada mahasiswa sebagi pemula dibekali dengan gerak dasar tari Minagkabau yang hanya cocok untuk gerak laki-laki, yang seharus dibedakan, karena terlihat sumbang jika hal tersebut dilakukan oleh perempuan. Bertolak dari permasaalah itu perlu membuat pola gerak yang dijadikan sebagai gerak dasar tari yang membedakan gerak tari untuk laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini bentuk pola gerak tari yang dliandasi dan atau berbasis siganjua lalai dapat melahirkan bentuk sikap gerak yang cocok untuk perempuan yang disesuikan dengan karakter perempuan, sebagaiman fitrah perempuan yang telah dibudayakan dalam adat budaya Minangkabau. Dengan demikian program studi pendidikan sendratasik sebagai salah satu lembaga akademikk ikut meletarikan dan menjaga nilai-nilai budaya melalui medium tari sebagai salah satu perwujudan identitas budaya yang melatarinya.

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik - S1
Depositing User: Mrs. Wiwi Sartika
Date Deposited: 18 Sep 2018 07:30
Last Modified: 18 Sep 2018 07:30
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/17074

Actions (login required)

View Item View Item