Muatan Kearifan Lokal dalam Cerpen Mutakhir Karya Cerpenis Minangkabau

Agustina, Agustina and Syahrul, Syahrul and Arsi, Yasnur (2015) Muatan Kearifan Lokal dalam Cerpen Mutakhir Karya Cerpenis Minangkabau. Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora, 15 (1). pp. 14-31. ISSN 1410-8062

[img]
Preview
Text
D3-1 2016 MUATAN KEARIFAN LOKAL ....pdf

Download (356kB) | Preview

Abstract

Minangkabau merupakan salah satu kebudayaan di antara ratusan kebudayaan yang terdapat di Indonesia. Sebagai sebuah komunitas masyarakat, etnis Minangkabau memiliki ajaran moral, tata nilai, dan norma-norma kemasyarakatan. Nilai-nilai, etika, dan perilaku yang dijadikan sebagai sumber kebijakan dalam kehidupan di sebut dengan kearifan lokal. Karya sastra merupakan produk kearifan yang mampu memberikan pencerahan bagi siapapun yang mengapresiasinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan, sastra berarti pengucapan pengalaman kultural sebagai ekspresi budaya. Karya sastra dapat memperkaya kehidupan penikmatnya baik melalui membaca, menulis, menyimak, dan mendiskusikannya. Secara langsung maupun tidak langsung sastra memperkaya kehidupan pembacanya melalui pencerahan pengalaman dan masalah-masalah yang hadir di dalamnya beserta pemecahannya. Banyak unsur nilai yang bisa diekplorasi untuk kemudian dijadikan teladan dari karya sastra. Dalam kaitan penelitian ini muatan kearifan lokal Minangkabau dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan. Kajian ini dilandasi teori sosiologi sastra karena sejak semula anggapan dasar kajian ini bertolak dari kenyataan bahwa sastra merupakan pengucapan pengalaman budaya dan pencerminan dari realitas sosial budaya. Berdasarkan penelusuran terhadap muatan kearifan lokal dalam cerpen mutakhir karya cerpenis Minangkabau, ditemukan beberapa kearifan lokal sebagai berikut. Pertama, kearifan lokal berdasarkan pandangan hidup (filosofi), yaitu berani karena benar dan musuh tidak dicari, bertemu pandang dihindarkan. Kedua, kearifan lokal berdasarkan sikap hidup sosial, nasihat, dan iktibar, yaitu hidup harus saling membantu, hidup harus hemat dengan menabung, memberikan bantuan untuk pembangunan fasilitas umum, saling membantu sesama orang sekampung halaman, mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami oleh orang lain, dan pelestarian lingkungan dengan mengkeramatkan. Ketiga, kearifan lokal berdasarkan seremoni atau upacara adat, yaitu upacara adat sebagai ajang berlatih diplomasi dan Upacara Adat Memupuk Prinsip Gotong-royong. Keempat, kearifan lokal berdasarkan prinsip, norma dan tata aturan yang terwujud menjadi sistem sosial, yaitu berusaha untuk menjadi orang yang selalu bekerja, hidup tidak boleh membanggakan diri, memanfaatkan lingkungan untuk kemaslahatan hidup, malu seseorang, malu bersama dalam suku, orang minangkabau tidak boleh menikah sesuku, perempuan dihormati sebagai penerus keturunan dan pewaris harta pusaka, dan harta pusaka diwariskan kepada perempuan, bila akan menggadaikannnya harus dimusyawarahkan dengan mamak rumah. Kelima, kearifan lokal berdasarkan kebiasaan, perilaku sehari-hari dalam pergaulan sosial, yaituhidup perlu bermasyarakat, menunggu anak dengan makanan tradisional, memberikan bantuan untuk pembangunan fasilitas umum, saling membantu sesama orang sekampung halaman, dan ramadhan dan lebaran sebagai penguat silaturahmi.

Item Type: Article
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan > Pendidikan Guru Sekolah Dasar - S1
Depositing User: Mrs. Wiwi Sartika
Date Deposited: 31 Aug 2018 03:50
Last Modified: 03 Sep 2018 02:42
URI: http://repository.unp.ac.id/id/eprint/16395

Actions (login required)

View Item View Item