Ir. Fikri Amir Entrepreneur Pertanian Kakao di Kenagarian Piobang Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota

Skripsi ini merupaka kajian biografi tematis dengan memilih tokoh Ir. Fikri Amir, Entrepreneur Pertanian Kakao Di Kenagarian Piobang Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota. Selama ini sedikit sekali yang mengkaji tentang seorang petani, lebih banyak membahas tentang tokoh ulama ataupun
politik. Terlebih dahulu penulis memberikan gambaran mengenai latar belakang dan lingkungan kehidupan Ir. Fikri Amir, baru melihat perjalanan Fikri Amir menuju untuk menjadi entrepreneur kakao dan Upaya-upaya yang dilakukan
sebagai seorang entrepreneur pertanian kakao. Penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan
biografi disebut penelitian riwayat hidup (Individual Life History). Oleh sebab itu,sesuai dengan kaidah penelitian sejarah, maka penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yakni data yang diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap pelaku sejarah, orang lain sebagai saksi, pihak pertanian, kehutanan dan perkebunan mengenai usaha pertanian kakao. Untuk sumber tulisan, penulis mengambil dari catatan-catatan Fikri Amir, serta dokumen- dokumen yang
dimilikinya tentang usaha pertaniannya itu. Sumber lain itu berupa arsip-arsip Fikri Amir mengenai usaha kakao dan tulisan-tulisan orang lain yang telah dipublikasikan dalam, artikel, dan bulletin. Setelah data terkumpul lalu dianalisis dengan cara memperbandingkan antara satu sumber dengan yang lainnya.Sehingga melahirkan kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian dilanjutkan dalam bentuk penulisan ilmiah. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa Fikri Amir adalah seorang
Ttokoh pertanian yang fokus pada pembibitan kakao di Nagari Piobang. Hal itu karena berbagai pertimbangan terutama karena Fikri Amir memiliki Skillnya dalam bidang pertanian yang membawanya melakukan inovasi dan mengembangkan pertanian kakao dengan menerapkan pola pertanian mix farm
dan fermentasi pada biji kakao. Dalam segi pemasaran pembibitan ia melakukan kerja sama dengan instansi Pemerintah. Kesuksesan tersebut menimbulkan
keinginan untuk melakukan pelatihan dengan menghimpun petani kakao sehingga berdirilah PSA, HIPKINDO, dan Koperasi di Nagari Piobang. Dengan adanya peran sosial secara tidak lansung membuka peluang bisnis pertani