Potensi Nagari Katapiang Sebagai Destinasi Wisata di Kawasan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa hasil pra penelitian peneliti mengenai potensi yang terdapat di kawasan Nagari Katapiang. Nagari Katapiang memiliki daya tarik wisata alam seperti adanya kebun semangka dan buah naga di kawasan Pantai Katapiang, pemandangan alam yang masih asri dan sejuk, adanya beberapa pantai yang masih dalam satu nagari. Selain itu ada beberapa atraksi wisata budaya yang masih dilakukan oleh masyarakat sekitar seperti kegiatan maelo pukek. Terdapat beberapa fasilitas yang sudah ada di Kawasan Nagari Katapiang seperti adanya pondok di pinggiran pantai. Namun kawasan ini belum dikenal masyarakat luas, dan belum banyak kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan nagari Katapiang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Potensi Nagari Katapiang sebagai Destinasi Wisata. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive sampling, data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang melibatkan informan dan responden didalamnya Kepala Bagian Pengembangan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Padang Pariaman, Wali Nagari Katapiang, Pengelola Pantai Katapiang (Kelompok Sadar Wisata) sebanyak 2 orang, Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pantai Katapiang sebanyak 4 orang, dan Pengunjung yang datang ke Pantai Katapiang sebanyak 5 orang. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menemukan beberapa potensi yaitu (1) Atraksi wisata alam : adanya kebun buah naga, kebun semangka, pantai panjang dan pantai karambia ampek. (2) Atraksi budaya : maelo pukek, ulua ambek, randai, batagak gala panghulu, sate lokan, gulai kapalo lauak karang, jus karambia mudo. (3) Nagari Katapiang memiliki amenitas (fasilitas) : toilet umum, mushalla, tempat makan minum, dan pondok-pondok yang didirikan dipinggiran Pantai Katapiang. Namun kawasan nagari Katapiang belum mempunyai akomodasi. Selain itu juga belum terdapat jasa pendukung pariwisata seperti tidak adanya cinderamata yang bisa dibawa pulang oleh pengunjung