Kehidupan Pengungsi Etnis Tionghoa Sungai Penuh di Kebun Baru 1949-1950

Liza, Yana (2013) Kehidupan Pengungsi Etnis Tionghoa Sungai Penuh di Kebun Baru 1949-1950. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of B1_2_YANA_LIZA_84590_5670_2013.pdf] Text
B1_2_YANA_LIZA_84590_5670_2013.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang proses pengungsian yang dilakukan oleh etnis Tionghoa yang ada di Sungai Penuh. Etnis Tionghoa sudah ditemukan di Sungai Penuh pada tahun 1889 sebagai pedagang yang membeli hasil bumi masyarakat Sungai Penuh. Pada saat terjadi Agresi Belanda II, keadaan politik di Indonesia tidak stabil sehingga hampir di seluruh kota di Indonesia terjadi pengungsian di kalangan etnis Tionghoa termasuk etnis Tionghoa di Sungai Penuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengungsian yang dilakukan oleh etnis Tionghoa ke Kebun Baru Tamiai pada tahun 1949 serta dampak yang ditimbulkan setelah terjadinya pengungsian. Penulisan sejarah mengenai Kehidupan Pengungsi Etnis Tionghoa Sungai Penuh Di Kebun Baru 1949-1950 menggunakan metode sejarah yang terbagi dalam empat tahap yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Heuristik merupakan tahap mencari dan mengumpulkan data sejarah dan sumbersumber yang penulis anggap relevan, baik yang bersifat primer maupun sekunder. Kritik sumber dilakukan dengan dua yaitu yaitu kritik intern dan kritik ekstren dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dan keaslian data-data yang diperoleh. Interpretasi adalah tahap menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan dengan tujuan untuk menemukan fakta-fakta yang akurat sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Terakhir adalah historiografi yaitu data yang telah melalui tiga tahap tadi kemudian dipaparkan dalam bentuk tulisan secara sistematis menjadi karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Etnis Tionghoa yang ada di Sungai Penuh di ungsikan ke Kebun Baru Tamiai ketika tentara Belanda akan menyerang Sungai Penuh pada masa Agresi Militer Belanda II. Pengungsian terhadap etnis Tionghoa dilakukan oleh Bupati Militer Aminuddin St. Syarif dengan bantuan pihak kepolisian dan tentara guna untuk menjaga keamanan dan melindungi etnis Tionghoa dari gangguan masyarakat Sungai Penuh. Ketika di pengungsian, etnis Tionghoa pernah akan mendapatkan ancaman dari Pendeka Rukun dan rombongannya yang akan menyerang tempat pengungsian dan merampok harta benda yang dimiliki oleh etnis Tionghoa. Beruntung tindakan itu diketahui oleh Aminuddin St. Syarif sehingga cepat dikirimkan utusan untuk mencegah tindakan Pendeka Rukun tersebut. Ketika kembali dari tempat pengungsian, etnis Tionghoa mendapati rumah dan tokonya yang ditinggalkan selama mengungsi telah kosong di dicuri oleh masyarakt Sungai Penuh dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan banyaknya etnis Tionghoa yang meninggalkan Sungai Penuh dan mencari daerah yang dirasa aman dan cocok untuk pengembangan usaha dagangnya.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Pengungsi Etnis Tionghoa, Agresi Militer Belanda II
Subjects: D History General and Old World > DS Asia
J Political Science > JV Colonies and colonization. Emigration and immigration. International migration
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah-S1
Depositing User: KEISHA KEISHA
Date Deposited: 06 May 2025 05:13
Last Modified: 06 May 2025 05:13
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/10112

Actions (login required)

View Item
View Item