Perkembangan Lembaga Pendidikan Bustanul Ulum di Kenagarian Situjuah Bandar Dalam Kabupaten Lima Puluh Kota (1931-2010)

Skripsi ini merupakan kajian tentang Lembaga Pendidikan Islam yaitu mengenai Perkembangan Lembaga Pendidikan Bustanul Ulum di Kenagarian Situjuah Bandar Dalam Kabupaten Lima Puluh Kota (1931-2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perkembangan dan mengetahui masalah yang dihadapi oleh Lembaga Bustanul Ulum dari periode ke periode. Penulisan ini menggunakan studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research) yang dianggap relevan atau berhubungan dengan kajian penelitian. Tahap pertama yaitu Heuristik yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan dengan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan 20 informan yang terdiri dari murid, pengurus, keluarga pendiri dan masyarakat Situjuah dan luar Situjuah yang terlibat dan mengetahui sejarah Bustanul Ulum. Tahap kedua kritik sumber, yaitu melakukan pengujian data melalui kritik eksternal dan internal. Tahap ketiga yaitu analisa dan interpretasi data (penafsiran kembali) data-data yang didapat. Keempat yaitu penyajian hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah (skripsi). Dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa Madrasah Bustanul Ulum berdiri pada tanggal 20 Mei 1931 dengan perpindahan dari Surau Tangah Pincuran Tujuah ke Madrasah Bustanul Ulum. Dari sistem pengajian yang bersifat Halaqah ke sistem pendidikan bersifat klasikal. Madrasah Bustanul Ulum ini dapat dikategorikan ke dalam lembaga pendidikan Islam modern. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Madrasah Bustanul Ulum berdiri merupakan semangat dari kaum muda yang berkecimpung di organisasi yang anti penjajahan seperti PERMI. Tujuan Bustanul Ulum bergerak dalam tiga bidang yaitu bidang pendidikan, bidang sosial dan bidang wirausaha. Dalam perkembangannya Bustanul Ulum mengalami berbagai tantangan. Tantangan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: pertama, awal berdiri 1931 Bustanul Ulum harus waspada dengan Belanda akibat dikeluarkannya undang-undang ordonansi. Kedua, pada masa pendudukan Jepang banyak murid yang tidak datang ke sekolah karena takut diculik Jepang dan dibawa kerja paksa. Ketiga, padamasa PRRI Bustanul Ulum dituding sebagai orang-orang komunis, sehingga hampir tidak ada aktifitas belajar mengajar di Bustanul Ulum. Keempat, pada masa Orde Baru mengalami kejayaan yaitu banyak murid-murid yang belajar dari berbagai daerah. Namun akhir Orde Baru mengalami kemunduran yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tidak adanya figur pemimpin yang dapat dicontoh dan diteladani, terputusnya kaderisasi, kebijakan pemerintah terhadap pendidikan Islam. Dalam bidang sosial berdiri satu unit Panti Asuhan dan dalam bidang wirausaha belum ada berdiri dalam bentuk unit kegiatan, tetapi hanya dalam bentuk usaha-usaha pemeliharan sapi, ikan dan beberapa tumpak sawah.